Bisnis.com, Jakarta – Samsung, penyedia teknologi otentikasi global, melaporkan peningkatan signifikan penipuan di Indonesia.
Penggunaan deep data akan meningkat sebesar 1,550% dari tahun 2022-2023, kata Penny Chai, VP Business Development Samsung. Peningkatan tersebut bertepatan dengan kegiatan pemilu di Indonesia.
“Di Indonesia, Filipina, dan banyak negara lain di Asia Tenggara, terutama yang menyelenggarakan pemilu, kami mendeteksi lebih dari 1.000% penipuan, dengan peningkatan 1.550% penipuan di Indonesia,” kata Penny di Jakarta, Selasa (16/). 7/2024).
Penny menjelaskan, penerapan perlindungan data menjadi kunci untuk mengurangi jumlah kasus penipuan di Indonesia. “Saran kami adalah memastikan kami mengambil pandangan holistik tentang identitas,” katanya.
Samsung juga melaporkan bahwa jumlah dan kualitas deepfake di seluruh dunia meningkat setiap harinya.
Pada kuartal pertama tahun 2024, Tiongkok terbukti menjadi negara dengan jumlah misinformasi tertinggi di dunia.
Sementara itu, di kawasan Asia-Pasifik (APAC), penipuan dokumen identitas menjadi bentuk penipuan paling umum pada kuartal pertama tahun 2024, berkisar dari 25% kasus penipuan di Singapura hingga 45% di Indonesia.
Laporan Samsup juga menyebutkan jumlah penipuan di sektor keuangan (fintech) meningkat sebesar 216% tahun ke tahun (year-on-year) di Hong Kong, 142% di Singapura, 138%, dan 108% di Thailand. . Malaysia.
Tingkat penipuan juga terjadi pada sektor kripto di Indonesia dengan pertumbuhan 160% yoy atau 7,23% dari seluruh otorisasi. Saat ini 71% di Singapura dan 106% di Thailand.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel