Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja penjualan ritel pada Mei 2024 akan melanjutkan tren kontraksi bulanan sebesar 1% (m/m). 

Kepala Departemen Komunikasi dan Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan kenaikan tersebut seiring dengan normalisasi aktivitas masyarakat pasca Idul Fitri atau Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Peter Bejarem. 

Kontraksi yang lebih dalam tertahan oleh beberapa kelompok yang masih tumbuh positif, yaitu kelompok suku cadang dan aksesoris serta kelompok bahan bakar otomotif, ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (11/6/2024). 

Secara rinci, beberapa kelompok mencatat penurunan dan berada pada fase kontraksi, antara lain kelompok peralatan informasi dan komunikasi (10,4%-mm), subkelompok sandang (7,0%-mm), serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau. (-0,5%, mtm) disebabkan oleh kembalinya aktivitas masyarakat normal pasca Hari Raya Idul Fitri HBKN. 

Namun penurunan yang lebih dalam tertahan oleh beberapa kelompok yang masih tumbuh, yakni kelompok suku cadang dan asesoris (4,2%, mtm), bahan bakar kendaraan bermotor (1,4%, mtm), serta kelompok produk budaya dan rekreasi (1,3%, mtm). 

Meski secara bulanan mengalami penurunan, BI mencatat penjualan eceran diperkirakan akan meningkat sebagaimana terpantau Indeks Penjualan Riil (IPR) mencapai 233,9 atau meningkat secara tahunan sebesar 4,7% (year-on-year). 

Pertumbuhan ini didorong oleh subkelompok pakaian jadi, kelompok makanan, minuman dan tembakau serta kelompok suku cadang dan aksesoris. 

Pada bulan sebelumnya atau April 2024, IPR mencapai 236,3 atau mengalami kontraksi sebesar 2,7% (yy), setelah mengalami pertumbuhan tinggi sebesar 9,3% (yy) bertepatan dengan bulan Ramadhan Maret 2024. 

Kelompok yang mengalami kontraksi terutama adalah subkelompok pakaian jadi (-15.7%, YoY), kelompok makanan, minuman dan tembakau (-2.4%, YoY) dan perlengkapan rumah tangga lainnya (6.0%, Vot) setelah sebelumnya sempat mengalami akselerasi pada Maret 2024. 

Penurunan HKI semakin diredam oleh beberapa kelompok yang masih tumbuh, antara lain suku cadang dan aksesoris yang naik 6,5% (y/y) dan bahan bakar motor yang naik 3,3% (y/y).

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada bulan Juli dan Oktober 2024 diperkirakan meningkat, tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) bulan Juli dan Oktober 2024 yang masing-masing tercatat sebesar 142,5 dan 142,0, lebih tinggi dibandingkan IEH bulan lalu. 140,1 dan 134,5 masing-masing.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel