Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten Prajogo Pangestu, PT Petrosea Tbk. (PTRO) masuk jalur hijau pada awal perdagangan hari ini, Senin (9/9/2024), meski berstatus UMA di Bursa Efek Indonesia sejak 4 September 2024. 

Saham PTRO menguat 350 poin atau 2,56% ke Rp 14.000 per saham. Pada level tersebut, PTRO meningkat sebesar 76,34% pada bulan lalu atau 166,19% pada tahun lalu.

Berdasarkan pemberitaan Bisnis, pada 4 September 2024, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan harga saham PT Petrosea Tbk (PTRO) mengalami kenaikan tidak normal (abnormal market moving/UMA). 

Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran peraturan perundang-undangan di industri pasar modal.

Sukarno Alatas, Kepala Riset Kiwoom Sekuritas, menilai prospek jangka pendek saham PTRO bisa berkurang karena ada risiko keuntungan karena harga sahamnya naik signifikan.

“Setelah itu, masih ada peluang tren kenaikan jika tren tersebut tidak menunjukkan penurunan jangka panjang yang jelas,” kata Sukarno kepada Bisnis, baru-baru ini.

Sukarno memahami bahwa katalis positif bagi PTRO berasal dari perolehan kontrak jangka panjang. Menurutnya, hal ini bisa menjadi peluang bagi beroperasinya PTRO.

“Satu-satunya tantangan adalah kenaikan biaya operasional berarti margin keuntungan terkikis bahkan ketika pendapatan meningkat,” kata Sukarno.

Nafan Aji Gusta, Senior Chart Expert Mirae Asset Sekuritas menjelaskan, sentimen terhadap PTRO futures akan bergantung pada dinamika yang terjadi pada komoditas pertambangan, khususnya batu bara. Ia mengatakan hingga saat ini kebutuhan batu bara semakin meningkat, khususnya di kawasan Asia.

Di sisi lain, menurut Anda, Eropa yang akan menghadapi musim dingin masih berpeluang meningkatkan permintaan batu bara.

Sementara Nafan merekomendasikan untuk memegang saham PTRO dengan target harga (TP) Rp 13.200 per saham.

Manajemen PT Petrosea Tbk. (PTRO) pun buka suara soal pengumuman pergerakan pasar tidak biasa (UMA) yang disita BEI. 

Menanggapi hal tersebut, Direktur Petrosea Meinar Kusumastuti mengatakan PTRO kini fokus pada implementasi terbaik seluruh proyeknya, baik untuk seluruh pelanggan strategis jangka panjang maupun pelanggan baru yang baru diperoleh. 

Meinar menjelaskan, sejumlah perkembangan yang disampaikan kepada publik juga turut memberikan reaksi positif dari pelaku pasar sehingga menaikkan harga saham PTRO dalam sepekan terakhir. 

Informasinya, PTRO menyampaikan laporan keuangan konsolidasian interim (audited) sampai dengan 30 Juni 2024. Sepanjang semester I/2024, nilai PTRO senilai 318,02 juta dolar atau tumbuh 16,06% dibandingkan tahun lalu. tahun (tahun ke tahun). Namun, laba bersih penambang tersebut turun 88% dibandingkan tahun lalu menjadi 1,32 juta dolar AS pada paruh pertama tahun 2024.

“PTRO juga mengumumkan penandatanganan perjanjian jasa penambangan dengan PT Pasir Bara Prima,” jelasnya dalam rilisnya, Jumat (6/9/2024). 

Selain itu, PTRO juga mendapat kredit dari Bank PT Central Asia Tbk. (BBCA) digunakan untuk mendukung ekspansi bisnis dan membangun kekuatan permodalan. 

PTRO juga menandatangani perjanjian kredit senior dengan Bank PT Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang akan digunakan untuk belanja modal terkait dengan pembelian properti komersial untuk mendukung kegiatan usaha EPC dan usaha pertambangan. 

Meinar mengatakan, kedua akuisisi ini menunjukkan dukungan Bank Nasional terhadap pertumbuhan dan keberlanjutan operasional perusahaan. 

“Menurut kami, sebagian informasi yang disampaikan dalam keterbukaan informasi perseroan, terutama informasi yang secara langsung dapat mempengaruhi peningkatan kinerja perusahaan dan kepercayaan lembaga keuangan terhadap perseroan, telah diterima secara positif oleh pasar”, yang menyebabkan masalah. Kenaikan harga saham pada minggu lalu,” tutupnya. 

———

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan surat berharga. Keputusan investasi ada di tangan semua pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel