Bisnis.com, Jakarta – Harga saham beberapa emiten mitra Grup Panin menguat di tengah kabar merger dan akuisisi PT Bank dengan Maybank Indonesia Tbk. (BNII).

Berdasarkan data perdagangan RTI, harga saham PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PNBN) atau Bank Panin mencatatkan kenaikan sebesar 5,36% pada perdagangan Senin (2/09/2024) kemarin ke level Rp 1.475. Harga saham PNBN bahkan menguat 10,61% pada perdagangan pekan lalu (29/8/2024). Hingga perdagangan hari ini, saham PNBN menguat 16,12% (YTD/YTD) pada tahun ini.

Dua emiten Grup Panin juga mendukung Low Kheng Hong dan PT Klippan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) dan PT Panin Financial Tbk. (PNLF) juga mencatatkan kenaikan harga saham pada perdagangan kemarin. Saham CFIN menguat 0,47% dan saham PNLF menguat 3,88%.

Sedangkan PT Paninvest Tbk. (PNIN) harga saham naik 2,58% pada perdagangan kemarin.

Saham emiten Panin Group menguat di tengah kabar merger dan akuisisi. Maybank Indonesia dikabarkan berencana mengakuisisi bisnis Panin Group bersama JMA Sariah Insurance.

Panin Bank dikabarkan menjadi salah satu incaran Maybank. Tak hanya itu, Maybank juga dikabarkan mengincar Panin Financial (PNLF) sebagai target akuisisi.

Sementara itu, dalam keterbukaan informasi, Senin (9/2/2024), direksi Panin Bank mengatakan kabar merger dan akuisisi tersebut bukan berasal dari Panin Bank. “Oleh karena itu, kami belum mengetahui kebenaran berita yang disebutkan dalam laporan tersebut,” tulis manajemen Bank kepada Panin.

Perseroan juga menyatakan bahwa sebelum tanggapan ini diajukan, tidak ada informasi, fakta, dan/atau peristiwa material lainnya yang dapat berdampak signifikan terhadap kelangsungan usaha dan harga saham PNBN yang tidak diungkapkan oleh BEI.

Sebelumnya, Analis Infovesta Capital Advisory Arjun Ajwani mengatakan, harga saham emiten Panin Group justru menguat di tengah pemberitaan aksi korporasinya. “Ini didorong oleh masalah akuisisi,” katanya.

Sebelum pemberitaan kampanye bersama BNII, juga muncul pemberitaan mengenai akuisisi PNBN oleh kelompok keuangan Sumitomo Mitsui (SMFG) dan MUFG. Sementara MUFG dinilai menjadi kandidat terkuat dalam perebutan saham pengendali di Bank Panin.

Sementara itu, Senior Investment Information Officer Mira Asset Securitas Nathan Adji Gusta mengatakan prospek fundamental saham Panin Group kurang menarik. “Kinerja keuangannya kurang bagus. Likuiditasnya juga kurang memadai,” ujarnya.

Sejumlah emiten Grup Panin, berdasarkan laporan keuangan, mencatat penurunan laba. Bank Panin mencatatkan laba yang turun 34,97% year-on-year (y/y) menjadi Rp 1,36 triliun pada kuartal II-2024. Pendapatan bunga bersih bank juga turun 6,55% year-on-year menjadi Rp 4,44 triliun.

CFIN melaporkan laba bersih sebesar Rp 128,2 miliar pada kuartal II 2024, turun 80,22% year-on-year (y/y). Hal ini sejalan dengan pendapatan CFIN yang turun 33,89% year on year.

PNLF juga melaporkan penurunan laba sebesar 30,59% year-on-year menjadi Rp 1,64 triliun pada kuartal II-2024. Sementara pendapatan PNLF turun 13,74% year-on-year menjadi Rp6,62 triliun.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.