Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah melemah hingga Rp 16.199 terhadap dolar AS pada Selasa pagi ini (16/7/2024). 

Rupiah turun 0,18%, atau 29 poin, menjadi 16.199 rupiah Indonesia per dolar AS di awal perdagangan, menurut Bloomberg. Di saat yang sama, indeks dolar naik 0,13% menjadi 104.019. 

Beberapa mata uang regional Asia lainnya datar terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,30%, dolar Singapura melemah 0,01%, yen Korea melemah 0,18%, rupee India melemah 0,08%, yuan Tiongkok melemah 0,10%, ringgit Malaysia melemah 0,12%, ringgit Thailand melemah 0,12%. baht turun 0,11%. 

Sedangkan peso Filipina dan dolar Hong Kong masing-masing menguat 0,01% terhadap dolar AS pada pagi ini. 

Sebelumnya, Direktur Forexindo Futures Ibrahim Assuaibi mengatakan, rupiah menguat pada kisaran Rp 16.130-16.210 per dolar AS pada perdagangan hari ini. 

Ibrahim menjelaskan, dolar mendapat beberapa tawaran beli setelah Donald Trump ditembak saat berkampanye di Pennsylvania.  

Para analis mengatakan penembakan itu meningkatkan peluang Trump untuk mengalahkan Joe Biden, yang pada akhirnya dapat menguntungkan dolar. Itu karena Trump telah mengindikasikan niatnya untuk menerapkan kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis. 

Pidato Ketua Fed Jerome Powell akhir pekan ini juga akan mendukung dolar. Dari luar negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2024 positif. Surplus perdagangan Juni 2024 mencapai US$ 2,39 miliar, turun US$ 0,54 miliar dari bulan sebelumnya sebesar US$ 2,92 miliar. .  

Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus selama 50 bulan berturut-turut sejak Mei 2020, kata Ibrahim dalam harian riset yang dikutip Selasa (16/07/2024). 

Sedangkan surplus perdagangan Juni 2024 ditopang oleh barang nonmigas (migas) yakni US$4,43 miliar. Komoditas yang menghasilkan surplus adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani nabati, besi dan baja, serta beberapa barang lainnya. 

Sementara itu, surplus perdagangan nonmigas pada Juni 2024 tercatat sebesar US$4,43 miliar, naik dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu sebesar US$4,25 miliar sebesar US$4,41 miliar. Sementara itu, neraca perdagangan barang migas tercatat defisit sebesar 2,04 miliar dolar AS. Barang-barang yang menyebabkan kelangkaan tersebut berasal dari minyak bumi dan minyak mentah. 

Defisit perdagangan migas pada Juni 2024 lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya yakni sebesar USD 1,33 miliar dan dibandingkan bulan yang sama tahun lalu sebesar USD 0,96 miliar. 

Selain itu, neraca perdagangan Indonesia masih surplus pada Juni 2024 karena nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan nilai impor. Nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar US$20,84 miliar, turun 6,65% secara bulanan. Sementara nilai impor Indonesia tercatat sebesar US$ 18,45 miliar, lebih rendah 4,89% dibandingkan bulan sebelumnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA