Bisnis.com, JAKARTA – Hasil penjualan lahan industri milik PT Surya Semesta Internusa Tbk. ( SSIA ) terlihat semakin menjanjikan setelah adanya rencana untuk memasuki industri manufaktur maju, termasuk industri spin-off pembuat mobil listrik BYD.
Selama tahun 2024, SSIA akan menjual lahan industri seluas 184 hektar di Suryabuat Industrial City dan Subang Smartpolitan senilai sekitar Rp 2,6 triliun.
Direktur SSIA Wilson Effendy cukup optimis dengan target tahun ini karena saluran penjualan perseroan dinilai cukup menjanjikan, khususnya di Subang Smartpolitan.
“Di Subang sendiri [Smartpolitan], perkembangan pipeline kita ke depan sudah bagus. “Ada industri manufaktur yang maju, kemudian akan ada beberapa turunan BYD,” ujarnya di Pubex Live 2024, Kamis (29/8/2024).
Presiden Direktur VSAA Johannes Suriadjaja menambahkan dalam kesempatan yang sama, penjualan minyak lahan industri perseroan juga melimpah ke sektor lain seperti otomotif, pakaian jadi, alat berat, panel surya, bahan bangunan, barang konsumsi.
“Jadi pipa kita masih cukup kuat. “Tahun depan diharapkan lebih baik dari tahun 2024 karena banyak industri yang datang ke Subang Smartpolitan,” tutup Johannes.
Manajemen VSAA memperkirakan siklus penjualan lahan industri perseroan akan berada pada siklus yang meningkat dibandingkan tahun 2010-2011.
Erlin Budiman, Vice President Investor Relations SSIA, mengatakan PT Suryabuat Swadaya (SCS) selaku pengelola industri perseroan berhasil meraih marketing sales seluas 132,4 hektare senilai Rp 1,55 triliun selama semester I/2024.
Menurut Erlin, keuntungan tersebut meningkat signifikan dibandingkan pelaksanaan semester I/2023 yang hanya terjual 1 hektare senilai 18,1 miliar. Rp.
“Penjualan tersebut mayoritas merupakan penjualan tanah BYD yang totalnya 108 hektare. “Pembangunan pabrik kendaraan listrik [EV] oleh BYD di Subang Smartpolitan merupakan langkah penting dalam mempromosikan mobilitas berkelanjutan di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, SSIA menargetkan pendapatan konsolidasi pada tahun 2024 meningkat 23% year-on-year menjadi Rp5,6 triliun dan laba bersih meningkat 182% year-on-year menjadi Rp500 miliar.
__________
Penafian: Laporan ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel