Bisnis.com, Jakarta – Investor asal China akan membangun pabrik garmen jadi di Indonesia dalam waktu dekat. Tanpa ragu, perseroan akan membidik dua pabrik produksi: di Kertajati, Jawa Barat, dan Sukuharjo, Jawa Tengah.

Bapak Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, mengatakan bahwa sebuah perusahaan tekstil dari Tiongkok mengunjungi perusahaan tersebut dan mengungkapkan rencana investasi dan lapangan kerja.

“Mereka mau buka industrinya. Kita punya 90.000 karyawan dan kita akan sediakan asrama untuk mereka. Mereka mau bangun. Kita usulkan di kota Kertajati yang dekat dengan BYD sedang dibangun di sana,” kata dia. kata karyawan itu, yang membuatku puas.

Bahkan, Luhut mengatakan pabrik yang dibangun perusahaan tekstil itu mampu menampung hingga 108.000 pekerja karena ada rencana pembangunan pabrik tambahan di Sukuharjo, Provinsi Jawa Tengah. Para investor juga berjanji akan menyediakan perumahan bagi seluruh karyawan.

Mendengar rencana tersebut, Luhut tak segan menggelar karpet merah. Mereka dengan senang hati membantu jika Anda menemui kendala dalam proses pembangunan. Termasuk pembelian lahan untuk pabrik.

“Saya menelpon Menteri ATR/BPN [Agus Harimurti Yudhoyono] dan bertanya kepadanya: ‘Jas, bisakah Anda membantu saya memperbaiki situasi lahan?’ ‘Iya pak, dalam beberapa minggu ke depan.’ kata Luhut.

Di sisi lain, ia juga menegaskan infrastruktur kebutuhan air akan cukup dipenuhi oleh Waduk Jatiluhor atau Bengawan Solo, namun mengingatkan agar investasi perseroan harus berorientasi ekspor. Mencapai pertumbuhan ekonomi 6,5%-7%

“Kita semua minta investasi untuk ekspor. Kalau mau tumbuh 6,5% sampai 7%, harus minta investasi ekspor. Ekspor ini bisa mencapai US$18 miliar. itu karpet merah.

Sebagai informasi, pemberitaan mengenai rencana investasi pakaian jadi Tiongkok terungkap seiring dengan situasi industri pakaian jadi di negara tersebut saat ini yang terhambat oleh utilisasi kapasitas yang buruk di kisaran 50-60%.

Bahkan, kondisi tersebut menyebabkan terjadinya PHK massal di industri TPT. Berdasarkan catatan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), PHK tekstil di sentra industri TPT seperti Bandung dan Solo sepanjang tahun 2023 akan mencapai 7.200 pekerja. Sedangkan hingga Mei 2024, total PHK mencapai 10.800 orang.

Sedangkan pada triwulan I tahun 2024, jumlah pekerja yang dirumahkan dari sektor TPT mencapai 3.600 orang, meningkat 66,67% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan sejak awal tahun 2023, API juga mengindikasikan akan adanya PHK. sekitar 20-30 pabrik. menutup

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.