Bisnis.com, JAKARTA – Emiten penghasil susu merek Ultra Milk, PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) I/2024. pada semester 2018 tercatat baik volume penjualan maupun pertumbuhan laba.
Ultrajaya mencatatkan pendapatan sebesar Rp 4,44 triliun pada semester I 2024, berdasarkan laporan keuangan yang dimuat di Lembaran Negara Indonesia pada Rabu (31/07/2024). Realisasi tersebut meningkat 7,37% year-on-year dari Rp4,13 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Seiring dengan peningkatan penjualan, beban pokok penjualan juga meningkat sebesar 5,38% YoY menjadi Rp 2,94 triliun pada akhir Juni 2024. Emiten berkode saham ULTJ ini meraup laba kotor Rp 1,49 triliun pada semester I 2024.
Selain itu, ULTJ I/2024. membukukan keuntungan selisih kurs Rp 99,98 miliar pada semester I 2018. Keberhasilan tersebut diimbangi dengan kerugian selisih kurs sebesar Rp 43,46 miliar pada akhir Juni 2023.
Alhasil, emiten yang merupakan bagian dari konglomerat Sabana Prawirawidjaja ini, I/2024. meraih laba bersih Rp 755,13 miliar pada semester I tahun ini. Keberhasilan ULTJ mewakili peningkatan tahunan sebesar 23,62% dari Rp 610,85 miliar pada akhir Juni 2023.
FYI: Menurut Forbes, Sabana Pravirawijaya merupakan salah satu dari 50 orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan sebesar 900 juta dollar AS atau setara sekitar 13,5 triliun rupiah.
Dari industri dalam negeri yang didirikan 52 tahun lalu, perusahaannya Ultrajaya kini telah menghasilkan keuntungan satu miliar dolar pada paruh pertama tahun ini saja.
Pria kelahiran 1940 ini belajar manajemen di Nanyang Technological University di Singapura sebelum sukses dalam bisnis. Kemudian ia bersama ayahnya Ahmad Prawirawidjaja mendirikan perusahaan susu pertama di Bandung pada tahun 1958.
Sebagai peternakan rumahan pada saat itu, produksi susu cukup sulit karena pengolahan susu yang terlalu sederhana dan susu hanya bertahan beberapa jam setelah diperah sebelum menjadi basi, sehingga banyak susu yang tidak terjual harus dibuang. .
Namun berdasarkan ilmunya, pada tahun 1972 ia memperkenalkan susu yang direbus dengan suhu sangat tinggi (UHT) agar susu dapat bertahan lebih lama tanpa kehilangan khasiatnya. Sejak saat itu, ia menjadi pionir susu UHT di Indonesia.
Sabana pun dinobatkan sebagai bos besar Ultrajaya di usianya yang ke-31. Beliau mempertahankan peran senior sebagai Presiden dan Direktur hingga keputusan akhir RUPS pada tanggal 27 Juni 2019.
Sementara itu, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat Sabana Prawirawidjaja memegang 3,57 miliar saham atau 34,49% ULTJ pada Senin (29/07/2024).
Penafian: Laporan ini tidak dimaksudkan untuk meminta pembelian atau penjualan saham apa pun. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.
Untuk berita dan artikel lainnya, kunjungi Google Berita dan WA Channel