Bisnis.com, JAKARTA – Pemasok suku cadang mobil PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) perusahaan TP Rachmat melaporkan kinerja buruk selama semester I/2024. Laba dan pendapatan perusahaan dilaporkan mengalami penurunan.
Berdasarkan laporan keuangan Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih yang diterima pemilik induk perusahaan DRA mengalami penyesuaian sebesar 31,46% year-on-year (YoY) menjadi Rp 237,06 miliar per 30 Juni 2024 dibandingkan ke periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp345,85 miliar.
Penurunan laba kotor DRMA terutama tercermin dari penurunan penjualan bersih perseroan sebesar 6,75% YoY menjadi Rp2,55 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,74 triliun.
Jika dirinci berdasarkan segmen, pendapatan DRA dari segmen ban melaporkan peningkatan 2,60% YoY menjadi Rp 1,52 triliun, sedangkan segmen kendaraan roda empat melaporkan penurunan 18,72% menjadi Rp 676,26 miliar, di sisi lain segmen lainnya juga mengalami penurunan. menjadi Rp358,77 miliar dari Rp246,55 miliar pada semester I/2023 lalu.
Seiring turunnya pendapatan, harga saham perseroan pun turun 6,54% menjadi Rp 2,10 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 2,25 triliun.
Namun laba bersih DRMA dilaporkan mengalami penurunan sebesar 7,72% selama enam bulan pertama tahun 2024 menjadi Rp 448,05 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 485,52 miliar.
Sementara itu, kas akhir tahun perseroan terlihat meningkat 12,74% menjadi Rp381,70 miliar per 30 Juni 2024 dibandingkan Rp249,86 miliar per Juni 2023.
Berdasarkan neraca, total aset DRA meningkat menjadi Rp3,48 triliun per Juni 2024 dibandingkan akhir Desember 2023 sebesar Rp3,38 triliun.
Liabilitas perseroan meningkat menjadi Rp1,38 triliun dari posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp1,35 triliun. Sedangkan ekuitas meningkat menjadi Rp2,10 triliun dari tahun lalu sebesar Rp2,03 triliun.
Diberitakan sebelumnya, CEO Dharma Polimetal Irianto Santoso mengatakan perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan dua digit berdasarkan ekspektasi pertumbuhan penjualan kendaraan pada tahun 2024.
“Hal ini didukung oleh meningkatnya pertumbuhan industri kendaraan listrik yang berdampak positif terhadap prospek pendapatan DRMA pada tahun ini,” kata Irianto, dikutip dalam keterangan resmi, Selasa (27/2/2024).
DRA mengharapkan potensi pertumbuhan signifikan dalam penjualan kendaraan listrik (EV) dengan memperluas produksi di segmen kendaraan listrik, menjadi pemasok baterai, sistem manajemen baterai, penggantian baterai, dan menjalin kemitraan dengan industri sepeda motor listrik di Indonesia.
Untuk melaksanakan seluruh kegiatan yang direncanakan pada tahun 2024 dan mempersiapkan rencana pertumbuhan bisnis ke depan, kami memiliki pengeluaran sekitar Rp300 miliar.
______
Penafian: konten ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan mahasiswa. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA