Bisnis.com, JAKARTA – PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), emiten komponen otomotif milik konglomerat TP Rachmat, mencatatkan angka laba dan penjualan yang lesu hingga kuartal III 2024. Lemahnya laba dan penjualan tahun ini disebabkan melemahnya industri otomotif dalam negeri.
Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih DRMA yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 412,07 miliar. Nilai ini disesuaikan sebesar 20,66% secara year-on-year (Y/Y).
Koreksi laba bersih yang cukup menyeluruh ini berbarengan dengan penurunan penjualan bersih perseroan sepanjang kuartal III 2024. DRMA mencatatkan penjualan Rp 4,02 triliun hingga September 2024, turun 5,25% year-on-year.
Irianto Santoso, Presiden dan Direktur Dharma Polimetal, mengatakan sejumlah faktor menjadi penyebab turunnya angka laba dan pendapatan DRMA pada kuartal III 2024.
“Kita tahu pasar penjualan mobil dalam negeri mengalami penurunan lebih dari 15%. Target penjualan mobil secara nasional juga turun menjadi hanya 850.000 pada tahun ini,” ujarnya dalam keterangan publik, Kamis (14/11/2024).
Seperti diketahui, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merevisi target penjualan mobil pada 2024 dari semula 1,1 juta unit menjadi 850.000 unit. Turunnya target penjualan mobil tersebut sejalan dengan lemahnya angka penjualan tahun ini.
Setidaknya hingga September 2024, penjualan grosir mobil di Indonesia turun 9,1% year-on-year menjadi 72.667 unit, turun dari 79.919 unit, menurut data Gaikindo.
Selain itu, penurunan laba bersih DRMA Q3 2024 dipengaruhi oleh penerbitan goodwill negatif senilai Rp55,93 miliar.
Kendati demikian, perseroan berupaya untuk lebih meningkatkan penjualan dan keuntungannya hingga akhir tahun. “Targetnya akhir tahun ini penjualannya minimal sama dengan tahun lalu. Kemudian kita masih yakin dengan laba bersih, target minimalnya sama dengan tahun lalu, tapi kita berharap bisa lebih tinggi lagi,” kata Irianto.
________
Penafian: Pesan ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham apa pun. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Untuk berita dan artikel lainnya, kunjungi Google Berita dan WA Channel