Bisnis.com, Jakarta–PT Prudential Shariah Life Assurance (Prudential Syariah) melaporkan laba dana korporasi pada Agustus 2024 sebesar Rp 228,71 miliar atau lebih rendah 23,04% year-on-year (y-o-y).
Terlebih lagi, meski dana korporasi tercatat untung Rp228,71 miliar, Dana Tabarru mencatat negatif atau rugi Rp131,04 miliar, dan Dana Investasi Peserta Akad Ujrah RUU Waklah mengalami kerugian Rp193,98 miliar. Sedangkan dana investasi peserta akad mudharbah mencatatkan keuntungan sebesar Rp 27,82 miliar. Dengan demikian, sejak Agustus 2024 tercatat kerugian gabungan sebesar Rp68,48 miliar.
Iskandar Ezzahuddin, Chairman Managing Director Prudential Syariah, memastikan ketahanan posisi keuangan Prudential Syariah. Hal ini dibuktikan dengan tingkat solvabilitas (Risk Based Capital/RBC) Dana Perseroan sebesar 2,447% per Sem I/2024 dan RBC Dana Tabaru sebesar 224%, lebih dari ketentuan minimal yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan. Adalah . (OJK).
Iskandar juga meyakinkan pihaknya akan terus berkembang dan Prudential Suriah juga akan berkomitmen memberikan keamanan kepada nasabahnya.
“Kami terus berkembang,” kata Iskandar saat pertemuan usai peluncuran produk Prucritical Amanah di Jakarta. “Saya kira fokus kami tidak hanya pada keuangan, tetapi kami juga berupaya memberikan perlindungan yang lebih komprehensif kepada sebanyak mungkin keluarga di Indonesia. . Kamis (3/10/2024).
Iskandar menegaskan, pihaknya saat ini fokus menambah jumlah anggota. Sebagai entitas asuransi jiwa syariah pertama yang diluncurkan oleh perusahaan asuransi jiwa internasional PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) pada 5 April 2022, Iskandar mengatakan pihaknya fokus memperluas basis keanggotaannya di Indonesia.
Iskandar mencontohkan, hal itu terlihat dari berbagai produk yang diluncurkan. Seperti Prunugureh Syariah yang rilis tahun lalu, lalu ada produk Pruvel Medical, dan juga Prucritical Amanah yang baru rilis hari ini.
“Ini melengkapi produk-produk syariah yang kami miliki saat ini. Kami berharap dapat memperluas akses bagi seluruh keluarga di Indonesia,” ujarnya.
Sedangkan pada semester I 2024, Prudential Syariah mencatatkan pendapatan iuran (gross) sebesar Rp1,8 triliun, tumbuh positif sebesar 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, nilai klaim Prudential Syariah juga meningkat sebesar 31% dibandingkan periode sebelumnya mencapai Rp1,1 triliun atau rata-rata Rp6 miliar per hari selama satu semester.
Sebelumnya, Irwin Nokman, Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi Asuransi Syariah (LSP), mengungkapkan tantangan besar yang dihadapi Unit Usaha Syariah (UUS) asuransi independen.
Menurut perhitungan mereka, butuh waktu lama untuk mencapai keuntungan komersial setelah UUS berdiri mandiri. Dia mencontohkan perusahaan asuransi yang melakukan joint venture untuk masuk ke Indonesia.
“Katanya buang-buang uang, berapa lama [perusahaan patungan] kembali untung, paling cepat 10 tahun. Jadi kalau mau adil, spin-off-nya sama, tunggu minimal 10 tahun. ,” kata Irwin kepada Bisnis, seperti dikutip, Jumat (27/9/2024).
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel