Bisnis.com, JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) melaporkan penurunan laba yang tajam menjadi $51,1 juta pada Januari-September 2024. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan akibat rendahnya harga jual rata-rata nikel.
Berdasarkan data keuangan hingga 30 September 2024, laba bersih INCO 9 bulan 2024 turun 78,55% year-over-year (yoY), dibandingkan $238,27 pada periode yang sama tahun 2023.
Penurunan laba bersih ini seiring dengan anjloknya pendapatan INCO hingga akhir September 2024. Pendapatan INCO turun 24,45% year on year menjadi $708,5 juta dari $937,8 juta.
Pendapatan ini berasal dari penjualan ke Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. (SMM), yang merupakan afiliasi perusahaan. Penjualan VCL pada akhir September sebesar $562,9 juta dan SMM sebesar $145,65 juta.
Vale juga mengklarifikasi bahwa seluruh penjualan tersebut merupakan penjualan nikel kepada pihak terkait yang berlokasi di Kanada dan Jepang.
Chief Financial Officer Vale Indonesia Rizky Putra menyatakan perseroan menghadapi tantangan terutama dari terus menurunnya harga nikel hingga kuartal III 2024. INCO menghitung harga rata-rata sebesar $13,262 per ton pada 9M 2024, turun 29% dari $18,596 per ton. ton untuk 9M 2023.
Pada saat yang sama, produksi nikel INCO meningkat 6% setiap tahunnya dari 51.644 ton menjadi 52.783 ton. Dengan demikian, penjualan INCO Januari-September 2023 tercatat 53.429 ton, naik 5,93% dari 50.435 ton.
Selain penurunan laba dan pendapatan, laba bersih Vale Indonesia juga turun 3,47% menjadi US$628,3 juta dari sebelumnya US$650,9 juta.
Penurunan tersebut juga menyebabkan laba kotor INCO turun dari sebelumnya $286,9 juta menjadi $80,17 juta pada Januari-September 2024. Vale Indonesia juga melaporkan EBITDA sebesar $46,9 juta pada kuartal III 2024, turun dari 72,4 juta dolar AS. triwulan II/2024.
“Penurunan ini disebabkan oleh penurunan harga nikel matte, serta efek simultan dari peningkatan pertumbuhan pabrik di bulan September, yang mengakibatkan konsumsi HSFO lebih tinggi untuk menggantikan batu bara,” ujarnya dalam keterangannya, Kamis (31). /10/2024).
Sedangkan total aset INCO pada akhir September 2024 sebesar $3,11 miliar dibandingkan akhir Desember 2023 sebesar $2,92 miliar. Total liabilitas INCO juga naik menjadi $388,3 juta per 30 September 2024 dari $361,4 juta hingga 31 Desember 2023 .
Sementara itu, total ekuitas INCO naik menjadi $2,72 miliar pada akhir 3Q2024, dari $2,56 miliar pada akhir tahun 2023.
Simak berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA