Bisnis.com, JAKARTA – Emiten layanan kesehatan PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) melaporkan penurunan laba bersih setahun penuh yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 194,3 miliar pada kuartal ketiga tahun 2024.
Jumlah tersebut turun 17,5% dibandingkan triwulan III tahun 2023 (Rp 235,6 miliar).
Berdasarkan laporan keuangan PRDA yang dirilis Kamis (31 Oktober 2024), pendapatan kuartal III 2024 sebesar Rp1,59 triliun turun 0,87% dibandingkan kuartal III 2023 sebesar Rp61 triliun.
Laba kotor PRDA pun turun 1,87% dari Rp978,3 miliar pada Q3 2023 menjadi Rp960 miliar pada Q3 2024.
Laba usaha kemudian juga turun 21,1% menjadi Rp 218,7 miliar pada kuartal III 2024 dibandingkan Rp 277,48 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Meski begitu, Direktur Utama Prodia Dewi Muliati mengatakan pihaknya optimistis bisa meraih pertumbuhan positif di akhir tahun 2024.
“Beberapa program khusus akan dilaksanakan pada kuartal IV tahun 2024, termasuk perayaan Hari Kesehatan Nasional yang didukung oleh berbagai program peningkatan pendapatan. “Optimisme ini juga didorong oleh meningkatnya permintaan pemeriksaan kesehatan dari klien korporasi,” ujarnya.
Dia menjelaskan, meskipun segmen korporasi dianggap cukup menantang pada kuartal ketiga karena persaingan yang relatif ketat, diskusi dan panduan yang lebih baik diperkirakan akan muncul pada kuartal keempat tahun 2024.
“Sambungan positif Hari Kesehatan Nasional di bulan November diharapkan mampu mendorong pertumbuhan kinerja di kuartal IV dan menarik lebih banyak pelanggan sehingga kita dapat mencapai target pertumbuhan positif,” ujarnya.
Saat itu, berdasarkan laporan keuangan, liabilitas PRDA tercatat sebesar Rp338,04 miliar, turun Rp347,44 miliar untuk periode 31 Desember 2023.
Modal ekuitas PRDA meningkat menjadi Rp 2,4 triliun pada kuartal III 2024 dari sebelumnya Rp 2,36 triliun per 31 Desember 2023.
Selain itu, total aset PRDA meningkat menjadi Rp2,74 triliun pada kuartal III 2024 dari sebelumnya Rp2,70 triliun per 31 Desember 2023.
Selain itu, Devi menambahkan, perseroan juga sedang mempersiapkan model bisnis yang akan diterapkan di 89 cabang klinis dari 152 cabang Prodia yang tersedia. Target pembukaan cabang dalam 9 bulan terakhir sudah tercapai, ujarnya.
“Dengan klinik ini, kami melakukan segmentasi dan klasifikasi pasar sesuai karakteristik daerah masing-masing. Kami berharap hal ini sejalan dengan pandangan klien sehingga masyarakat dapat lebih mudah memahami perbedaan layanan yang ditawarkan Klinik Prodia dan Laboratorium Klinik Prodia,” tambahnya.
Sementara di bursa, saham PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) berada di zona hijau dengan penguatan 2,40% pada harga Rp 2.990 per saham pada penutupan perdagangan hari ini pukul 16:00 WIB, Kamis (31/10/2024).
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.