Bisnis.com, Jakarta – Laba bersih emiten unggas dan pakan ternak PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) Dengan meningkatnya penjualan bersih meningkat menjadi Rp 2,9 triliun dalam 9 bulan tahun 2024.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2024, JPFA melaporkan penjualan bersih sebesar Rp 41,28 triliun per Q3 2024. Realisasi tersebut meningkat 9,29% YoY (dari Rp 37,76 triliun pada periode yang sama tahun 2023 menjadi 0 YoY).
Penjualan bersih Japfa terbesar berasal dari divisi peternakan komersial sebesar Rp 17,8 triliun dan divisi pakan ternak sebesar Rp 11,4 triliun. Dua segmen utama JPFA mengalami pertumbuhan positif sebesar 8,88% year-on-year di sektor peternakan komersial dan 9,89% year-on-year di sektor pakan ternak. |
Selain itu, sektor peternakan dan pengolahan hasil konsumsi mencatat penjualan bersih sebesar Rp 6,39 triliun, sektor perikanan budidaya mencatat penjualan bersih sebesar Rp 3,5 triliun, sektor perunggasan mencatat penjualan bersih sebesar Rp 2,39 triliun, serta sektor perdagangan dan lainnya. punya penjualan bersih Rp 2,39 triliun, penjualan bersih Rp 1,54 triliun juga mengisi kantong JPFA. Diskon penjualan sebesar Rp 684,14 miliar dipotong dari penjualan.
Penjualan dalam negeri mayoritas merupakan penjualan JPFA sebesar 40,6 triliun rupiah, sedangkan penjualan ekspor Januari-September 2024 hanya 673,89 miliar rupiah.
Sementara itu, beban penjualan JPFA meningkat dari Rp 31,84 triliun menjadi Rp 33,33 triliun. Sedangkan beban penjualan dan pemasaran tercatat sebesar Rp 1,57 triliun, serta beban umum dan administrasi tercatat sebesar Rp 2,58 triliun.
Alhasil, JPFA berhasil membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yakni laba bersih sebesar Rp 2,09 triliun pada sembilan bulan tahun 2024. Kinerja tersebut meningkat 123,58% year-on-year dari Rp 937,26 miliar pada tahun 2024. Q3 2023.
Laba per saham dasar JPFA juga meningkat dari Rp81 menjadi Rp180. JPFA memiliki total aset sebesar Rp 35,53 triliun. Sedangkan total utang JPFA hingga 30 September 2024 sebanyak Rp 19,4 triliun dan total modal Rp 16,48 triliun.
Sebelumnya, tim riset Samuel Securitas menilai harga saham emiten unggas didorong oleh sentimen positif akibat kebijakan pemerintah.
Samuel Securitas mengatakan dalam penelitian yang dikutip Senin (14 Oktober 2024): “Stok unggas menarik karena didukung oleh kebijakan pemerintah yang bermanfaat, termasuk program makan siang gratis.
Secara terpisah, kuota impor anak ayam umur sehari dalam kategori grandparent stock (GPS) akan diturunkan mulai tahun 2024 dan seterusnya.
Namun emiten ayam diperkirakan akan menghadapi kendala akibat fenomena La Niña yang berdampak pada harga bahan baku.
“Ke depan, harga bahan baku diperkirakan akan semakin meningkat akibat musim hujan dan potensi dampak La Niña,” tulis Samuel Securitas.
Samuel Securitas merekomendasikan beli JPFA dengan target harga Rp 1.900. Di bursa, saham JPFA menguat 41,1% sejak awal tahun ke level Rp 1.665 per saham pada perdagangan Senin (28 Oktober 2024).
Penafian: Buletin ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel