Bisnis.com, Jakarta – Penerbit afiliasi Prajogo Pangestu PT Petrosea Tbk (PTRO) membukukan penurunan laba bersih sebesar 88 persen menjadi $1,32 juta pada H1/2024.

Laba bersih PTRO turun di tengah pendapatan sebesar US$318,02 juta atau Rp 4,92 triliun (kurs Rp 15.497), berdasarkan laporan keuangan akhir Juni yang dilaporkan Rabu (4/9/2024). Capaian tersebut mengalami peningkatan sebesar 16,06% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Pendapatan kontraktor pertambangan tersebut ditopang oleh divisi konstruksi dan teknik yang mencapai $141,24 juta atau meningkat 96,43% dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan pendapatan dari tambang ini mengalami penurunan sebesar 27,15% dibandingkan tahun sebelumnya mencapai 130,57 juta dolar. 

Beban operasional langsung PTRO meningkat 19,33% year-on-year menjadi $277,35 juta seiring dengan peningkatan pendapatan. Dengan demikian, total laba perseroan mencapai 40,67 juta dolar pada semester I 2024 atau turun 2,25% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Perseroan mengalami kenaikan pada beban lain-lain, antara lain beban penjualan dan administrasi sebesar 26,57 juta dolar, biaya bunga dan pendanaan sebesar 13,34 juta dolar, serta biaya pajak final sebesar 4,04 juta dolar. 

Setelah akrual, PTRO mencatatkan keuntungan sebesar USD 1,32 juta atau setara Rp 20,47 miliar kepada pemegang unit utama. Capaian tersebut mengalami penurunan sebesar 88,59% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 11,59 juta dolar. 

Dari segi neraca keuangan, PTRO akan mencapai $735,59 juta pada akhir Juni 2024, atau meningkat 1,05% per tahun. Liabilitas meningkat 0,35% menjadi US$494,01 juta, sedangkan ekuitas meningkat 2,53% YoY menjadi US$241,58 juta. 

Pada akhir Juni 2024, arus kas perusahaan mencapai $92,27 juta, naik 25,92% year-on-year dari sebelumnya $73,27 juta. 

Berdasarkan catatan Bisnis.com sebelumnya, PTRO berhasil meraih kontrak jumbo senilai Rp 17,4 triliun dari PT Pasir Bara Prima, anak usaha PT Singaraja Putra Tbk. (Di Sini) 

Manajemen PTRO mengatakan telah tercapai kesepakatan antara PBP dan PTRO untuk jasa penambangan dari Pasir Bara Prima. Jangka waktu kontrak ini adalah hidup saya atau seluruh hidup tambang. 

Dijelaskannya, alasan perlunya manajemen PTRO mendapatkan kontrak ini adalah untuk menerapkan strategi jangka panjang peningkatan operasional jasa pertambangan. 

Beberapa waktu lalu, manajemen PTRO melalui suratnya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, “akan memberikan dampak positif bagi kelangsungan usaha perseroan serta peningkatan kinerja keuangan dan operasional perseroan.” 

FYI, PBP merupakan anak perusahaan HERE yang bergerak di bidang pertambangan batu bara. PBP berencana memproduksi 26 juta ton batubara kualitas GAR 5000 selama sembilan tahun atau 2024-2032. 

————————————

Disclaimer: Berita ini bukan merupakan dorongan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan The Watch Channel