Bisnis.com, Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Perusahaan ini melaporkan laba bersih sebesar Rp 8,54 miliar pada kuartal III 2024.

Capaian tersebut turun 83,69% year-on-year (YoY/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dengan nilai Rp52,36 miliar. 

Berdasarkan laporan keuangan Kamis (11/07/2024), Bank Muamalat mencatatkan penurunan laba sebesar 24,66% YoY setelah mengucurkan Rp 149,49 miliar pada Q3 2024 dari tahun 198 terakhir, dibandingkan Rp 42 miliar pada kuartal III 2023. 

Margin operasi bersih (NOM) juga menurun dan mencapai 0,04% pada September 2024 dari sebelumnya 0,22% pada September 2023.

Selain itu, pendapatan non-bunga yaitu pendapatan komisi mengalami penurunan sebesar 26,54% year-on-year menjadi Rp 504,76 miliar pada September 2024 dibandingkan sebelumnya Rp 687,12 miliar. Pendapatan lain-lain juga mengalami penurunan sebesar 9,38% year-on-year menjadi Rp41,9 miliar dari sebelumnya Rp46,24 miliar.

Seiring turunnya laba, perusahaan justru mengalami kenaikan biaya tenaga kerja sebesar 3,53% year-on-year menjadi Rp 479,45 miliar dari sebelumnya Rp 463,12 miliar.

Beban operasional lainnya bersih juga meningkat 15,05% menjadi Rp 131,75 miliar pada September 2024 dari sebelumnya Rp 114,52 miliar pada September 2023. Akibatnya, laba operasional Bank Muamalat turun 78,86% year-on-year menjadi hanya Rp174 miliar dari tahun 17. Sebelumnya Rp 83,9 miliar. 

Penurunan kinerja juga terlihat pada sisi intermediasi, dimana dana Bank Muamalat turun 16,02% year-on-year, dari Rp21,7 triliun pada Q3 2023 menjadi Rp18,22 triliun pada Q3 2024.

Sejalan dengan penurunan pendanaan, aset perbankan juga mengalami penurunan sebesar 9,56% year-on-year menjadi Rp59,87 triliun dari sebelumnya Rp66,2 triliun.

Rasio utang buruk semakin buruk seiring dengan peningkatan pendanaan. NPF bruto berada di 2,95% dari sebelumnya 2,18%. Bahkan NPF nettonya meningkat dari 0,43% menjadi 2,34%. 

Selain itu, Bank Muamalat mencatatkan penurunan dana pihak ketiga sebesar 10,1% year-on-year menjadi Rp 43,19 triliun pada September 2024 dari sebelumnya Rp 48,05 triliun. Namun praktik dana murah atau giro dan tabungan (CASA) meningkat 3,98% year-on-year menjadi Rp 22,38 triliun dari sebelumnya Rp 21,53 triliun. 

Dalam laporan keuangan kuartal III 2024, Bank Muamalat menyebutkan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan terhadap aset produktif (CKPN) turun menjadi 0,86% dari sebelumnya 1,3%.

Funding to Deposit Ratio (FDR) juga sebesar 42,09%. Angka tersebut semakin menurun dibandingkan FDR sebesar 45,04% pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara posisi likuiditas tercatat berada di bawah FDR industri. OJK mencatat FDR industri pada Agustus 2024 berada di angka 82,5%. Dengan demikian, hal ini menunjukkan dana menganggur tersimpan di Bank Mumalat dan tidak dimanfaatkan oleh perusahaan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel