Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Perusahaan ini melaporkan laba bersih sebesar Rp 2,78 miliar pada kuartal I 2024. Laba tersebut turun 72,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 10,23 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan, Muamalat melaporkan penurunan laba setelah pencairan sebesar 13,62% yoy menjadi Rp 49,39 miliar pada kuartal I 2024 dibandingkan Rp 57,17 miliar pada kuartal I 2023.

Di sisi lain, pendapatan dana penyaluran meningkat 18,53% menjadi Rp526,58 miliar dibandingkan sebelumnya Rp444,21 miliar.

Namun pertumbuhan tersebut belum mampu mengimbangi bagi hasil pemilik dana investasi yang mencapai Rp 477,16 miliar pada triwulan I 2024 atau tumbuh 23,29% menjadi Rp 387,04 miliar setiap tahunnya.

Selain itu, pendapatan non-bunga yang merupakan pendapatan berbasis komisi turun 48,57% yoy menjadi Rp130,06 miliar dibandingkan sebelumnya Rp252,89 miliar.

Meski laba turun, perseroan melaporkan beban usaha sebesar Rp156,21 miliar, naik 5,66% dari sebelumnya Rp147,85 miliar.

Selanjutnya laba usaha turun 61,21% menjadi Rp 9,89 miliar dibandingkan sebelumnya Rp 25,49 miliar. Setelah dikurangi pajak penghasilan, Bank Muamalat melaporkan laba bersih Rp 2,78 miliar pada kuartal I 2024.

Di sisi lain, berdasarkan intervensi, Bank Muamalat menyalurkan dana sebesar Rp21,38 triliun atau mewakili 10,21% dari Rp19,4 triliun. Aset bank pun meningkat 5,42% menjadi Rp64,93 triliun per Maret 2024.

Rasio investasi pasif secara keseluruhan meningkat menjadi 2,22% dari 2,75% seiring dengan peningkatan dana. Di sisi lain, NPF neto meningkat menjadi 0,75% dari 1,17%.

Muamalat melaporkan adanya peningkatan dana pihak ketiga (DPK) sejak Maret 2024. Dana Murah atau Giro dan Tabungan (CASA) menjadi kontributor utama pertumbuhan sebesar 11,7% yoy, sedangkan Giro memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan sebesar 39,4% yoy.

Direktur Bank Muamalat Indra Falatehan mengatakan, secara keseluruhan, DPK bank syariah terkemuka Tanah Air itu tumbuh 1,3% (yoy) dari Rp45,5 triliun per 31 Maret 2023 menjadi Rp46,1 triliun per 31 Maret 2024.

Menurutnya, pembayaran yang menguntungkan, khususnya giro, menjadi landasan strategi perusahaan untuk aktif memberikan layanan pengelolaan keuangan online atau cash management system (CMS) kepada nasabah.

“Peningkatan simpanan ini mencerminkan tingkat kepercayaan nasabah terhadap Bank Muamalat yang masih berjalan dengan baik. Selain itu, kami juga aktif bekerja sama dengan berbagai institusi di bidang pendidikan, rumah sakit, dan pusat komunitas. menyediakan CMS bernama MADINA. Hal ini menambah penempatan giro untuk kebutuhan transaksi nasabah, ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (8/5/2024).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA