Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) atau Bank INA milik taipan Anthony Salim melaporkan laba bersih semester I 2024 sebesar Rp 68,88 miliar, turun 40,26% dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp 115,31 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Bisnis, Minggu (8/4/2024), penurunan laba Bank INA seiring dengan perkembangan pendapatan bunga bersih yang juga turun dari Rp 376,81 miliar pada kuartal II-2023. Rp 370,15. miliar pada kuartal kedua tahun 2024.
Margin bunga bersih (NIM) Bank INA juga menurun dari 3,27% pada Juni 2023 menjadi 3,14% pada Juni 2024. Sementara itu, beban operasional bank meningkat dari INR 223,64 miliar pada Q2 2023 menjadi Rp 274,97 miliar. pada triwulan II/2024.
Dampaknya, rasio beban operasional terhadap laba operasional (BOPO) meningkat dari 81,68% pada Juni 2023 menjadi 90,45% pada Juni 2024. Rasio BOPO yang lebih tinggi menunjukkan tidak efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Di sisi brokerage, Bank INA menyalurkan pinjaman senilai Rp12,93 triliun, naik 5,5% year-on-year. Piutang bank juga meningkat 4,72% year-on-year menjadi Rp 23,34 triliun.
Kualitas aset yang diukur dari non-performing loan (NPL) bruto Bank INA meningkat dari 1,84% pada Juni 2023 menjadi 3,65% pada Juni 2024. NPL net juga meningkat dari 0,46% menjadi 2,24%.
Dari sisi pembiayaan, Bank Ina menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp18,44 triliun, naik 1,24% year-on-year. Sementara pendapatan dana murah atau tabungan (CASA) naik 15,86% year-on-year menjadi Rp5,64 triliun.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel