Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mega Tbk. (MEGA) besutan konglomerat Chairul Tanjung meraup laba bersih Rp 1,22 triliun pada semester I/2024, turun 37,67% year-on-year (y/y) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya. Rp 1,97 triliun. 

Berdasarkan laporan keuangan, penurunan laba Bank Mega disebabkan oleh penurunan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 8,08% year-on-year menjadi Rp 2,69 triliun pada kuartal II-2024. 

Margin bunga bersih MEGA juga turun 37 basis poin (bps) menjadi 4,98% per Juni 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,35%.

Beban operasional bank juga meningkat dari €495,98 miliar pada Juni 2023 menjadi €1,19 triliun pada Juni 2024.

Alhasil, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) meningkat dari 62,62% pada Juni 2023 menjadi 74,99% pada Juni 2024.

Di sisi brokerage, Mega Bank menyalurkan kredit Rp 64,11 triliun pada kuartal II 2024, turun 12,25% dibandingkan tahun ini. Aset perbankan pun turun dari Rp129,24 triliun menjadi Rp128,08 triliun. 

Sementara itu, rasio kualitas aset terhadap kredit bermasalah (NPL) bruto meningkat dari 1,36% per Juni 2023 menjadi 1,77% per Juni 2024. NPL neto juga meningkat dari 1% menjadi 1,32%.

Dari sisi pendanaan, Bank Mega menghimpun dana pihak ketiga (TFP) sebesar Rp 89,48 triliun pada kuartal II 2024, turun 6,73% year-on-year. Namun aset rendah atau current saving account (CASA) Bank Mega melonjak 28,36% year-on-year menjadi Rp30,96 triliun.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel