Bisnis.com, JAKARTA – Bank digital besutan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), khususnya Hibank, mencatatkan laba bersih Rp 60,37 miliar pada semester I 2024.
Capaian tersebut turun 52,72% (y/y) dibandingkan laba tahun sebelumnya sebesar Rp 127,67 miliar pada semester I 2023.
Berdasarkan laporan keuangan yang ditransfer pada Selasa 20/08/2024, tercatat pendapatan bunga bersih (NII) perseroan meningkat 11,13% secara tahunan menjadi Rp 270,09 miliar dari sebelumnya Rp 243,03 miliar.
Bank juga mencatatkan pendapatan berbasis komisi atau disebut juga fee based income. Pendapatan ini meningkat 64,86% year-on-year menjadi Rp3,66 miliar pada Juni 2024, dari sebelumnya Rp2,22 miliar pada Juni 2023. Belakangan, pendapatan lain-lain juga meningkat. 165,29% per tahun berdasarkan Rp. 30,73 miliar dari sebelumnya Rp 11,58 miliar.
Sayangnya, terjadi peningkatan pada banyak item pengeluaran. Misalnya, biaya tenaga kerja meningkat dari Rp 60,72 miliar pada Juni 2023 menjadi Rp 110,27 miliar pada Juni 2024, meningkat 81,6% year on year.
Beban promosi pun meningkat empat kali lipat yakni meningkat 326,67% menjadi Rp1,79 miliar dari sebelumnya Rp420 juta. Selain itu, beban lain-lain meningkat 92,48% year on year menjadi Rp102,72 miliar dari sebelumnya Rp53,36 miliar.
Pada periode yang sama, beban operasional lainnya juga meningkat 64,14% year on year menjadi Rp192,29 miliar dibandingkan Rp117,15 miliar pada tahun sebelumnya. Dari sini, laba usaha turun 38,2% menjadi Rp 77,8 miliar dibandingkan Rp 125,88 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Akibatnya, indeks profitabilitas Hibank pun turun dari 2,18% pada Juni 2023 menjadi 1,02% pada Juni 2023. Sementara itu, return on equity (ROE) juga turun menjadi 2,87%. Pada Juni 2024, dari 5,85% sebelum Juni 2023.
Margin bunga bersih (NIM) Hibank juga turun 66 basis poin (bps) dari 4,56% pada Juni 2023 menjadi 3,9% pada Juni 2024.
Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) juga meningkat menjadi 85,76% pada Juni 2024, lebih tinggi 1.881 basis poin dibandingkan 66,95% pada Juni 2023. Meningkatnya angka BOPO menunjukkan perbankan semakin tidak efisien dalam mengelola usahanya.
Masih dari sisi intermediasi, Hibank menyalurkan pinjaman senilai Rp 8,78 triliun pada I/2024; ini meningkat 85,25% secara tahunan dibandingkan sebelumnya Rp 4,74 triliun. Alhasil, aset perbankan pun meningkat 29,1% year on year menjadi Rp16,32 triliun dari sebelumnya Rp12,64 triliun.
Dengan meningkatnya penyaluran kredit, kualitas aset perbankan juga tetap terjaga. Tingkat kredit bermasalah bruto turun 133 basis poin dari 2,21% menjadi 0,79%. Selanjutnya, NPL neto juga mengalami penurunan sebesar 71 basis poin, dari 0,79% menjadi 0,08%.
Dari sisi pembiayaan, Hibank memperoleh dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp11,13 triliun pada periode I/2024, meningkat 43,71% year-on-year dibandingkan sebelumnya Rp7,75 triliun. Sementara dana murah (CASA) juga meningkat 91,49% year-on-year menjadi Rp 4,53 triliun dibandingkan Rp 2,37 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel