Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat laba bersih bank umum mencapai Rp 149,62 triliun pada Juli 2024, tumbuh 6,03% (year-on-year) dari Rp 141,11 triliun. Pendapatan bank asing mencatat tingkat pertumbuhan paling signifikan yaitu 24,26% year-on-year.

Selasa (24/9/2024) Statistik Bank Indonesia (SPI) dari OJK menyebutkan Kantor Cabang Luar Negeri (KCLBN) yakni bank asing mencatatkan laba bersih sebesar Rp 8,4 triliun pada Juli 2024, jauh lebih tinggi dari level Rp 6,76. triliun pada periode yang sama tahun lalu. Porsi bank asing terhadap total pendapatan bank nasional pada Juli 2024 sebesar 5,61 persen.

Data terakhir menunjukkan jumlah bank KCLBN asing di Indonesia hanya 7 bank. Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan data Desember 2021 yang berjumlah 8 bank. Jumlah bank asing tetap sebesar 7 per Desember 2022 hingga data terakhir terbit Juli 2024.

Pendapatan bank asing tersebut melampaui kelompok bank pembangunan daerah (BPD) yang meraup Rp7,81 triliun pada bulan ketujuh tahun ini. Meski naik Rp 1 triliun per bulan, pendapatan BPD turun 4,17% dari laba Juli 2023 sebesar Rp 8,15 triliun. 

Di atas bank asing, terdapat bank swasta yang memperoleh pendapatan sebesar Rp58,57 triliun pada Juli 2024, meningkat 8,91% dari posisi Juli 2023 sebesar Rp53,78 triliun. Pendapatan bank swasta juga menguasai 39,15% pendapatan bank nasional.

Rasio laba bersih bank-bank pemerintah pada Juli 2024 masih menduduki peringkat pertama. Informasi OJK menunjukkan kelompok bank Persero meraup laba sebesar Rp 74,84 triliun pada bulan ketujuh tahun ini, meningkat 3,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai RID 72,42 triliun. 

Kelompok bank BUMN juga mendominasi laba bersih industri secara keseluruhan dengan laju 50,02 persen.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengawasan Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan sektor perbankan asing di Indonesia masih tumbuh subur seiring membaiknya iklim investasi pasca pandemi Covid-19.

Hal ini disampaikannya sebagai respons atas langkah sejumlah bank asing yang keluar dari pasar Indonesia. Penggabungan Bank Commonwealth Indonesia dengan OCBC NISP pada 1 September 2024 menambah panjang daftar tersebut.

“Hal ini menjadi salah satu daya tarik investor, baik lokal maupun asing. Prospek kinerja bank asing di Indonesia tentunya masih sesuai harapan, dengan segmen industri yang tetap terjaga dengan baik,” ujarnya dalam tanggapan tertulis. ungkapnya, Minggu (15/9/2024), kata.

Dian menjelaskan, keputusan bank asing untuk tetap bertahan atau keluar dari industri perbankan di Indonesia bergantung pada kantor pusat atau kantor pusat bank yang bersangkutan. Menurutnya, keputusan tersebut diterapkan tidak hanya di Indonesia, tapi juga di pasar luar negeri.

Selain itu, ia juga mengatakan OJK tidak hanya mendukung bank-bank lokal Indonesia untuk meningkatkan daya saing perbankan, tetapi juga bank-bank asing yang beroperasi di Tanah Air.

Namun pada prinsipnya OJK akan selalu mendukung rencana strategis terbaik yang diambil oleh masing-masing bank sekaligus menjamin stabilitas sistem keuangan sebagai dampak dari keputusan strategis tersebut, jelasnya.

Temukan berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel