Bisnis.com, JAKARTA- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada delapan perusahaan reasuransi tradisional yang berizin di Indonesia.

Kedelapan perusahaan reasuransi tersebut antara lain PT Airline Reinsurance Indonesia Tbk. (MREI) atau Marein, PT Reinsurance Indonesia Utama (Persero) disebut juga Indonesia Re, PT Reinsurance Nusantara Makmur (Nusantara Re), PT Reinsurance Maipark Indonesia (Maipark), PT Reinsurance National Indonesia (Nasional Re), PT Tugu Reinsurance (Tugu Reasuransi) ), dan PT Indoperkasa Suksesjaya Reasuransi (InaRe). 

Sedangkan perusahaan reasuransi yang kesembilan adalah PT Reasuransi Syariah Indonesia (Reindo Syariah) yang fokus pada sektor Syariah. Dari daftar ini, beberapa perusahaan asuransi tradisional melaporkan laba setelah pajak yang positif. 

Penyerapan risiko oleh perusahaan asuransi (seed) di Indonesia menunjukkan kinerja yang beragam. Misalnya saja Re Indonesia yang mampu merugi hingga Rp 99,8 miliar pada Juni 2024. Sebelumnya perusahaan melaporkan kerugian hingga Rp 6,25 miliar pada Juni 2023. 

TuguRe kemudian membukukan laba setelah pajak sebesar Rp104,5 miliar hingga Juni 2024. Angka tersebut naik pesat hingga 1,488% year-on-year dari sebelumnya Rp6,5 miliar hingga Juni 2023. 

Ada pula yang mencatatkan penurunan laba, seperti National Re yang labanya turun 88,58% year-on-year, dari Rp 565 miliar pada akhir Juni 2023 menjadi Rp 64,52 miliar pada Juni 2024. Untung 8 reasuradur di dalam negeri hingga Juni 2024 PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) 

Indonesia, salah satu BUMN di bidang reasuransi, berhasil mengubah kerugian menjadi keuntungan sebesar Rp 99,8 miliar per 30 Juni 2024. Sebelumnya, perseroan melaporkan kerugian hingga Rp 6,25 miliar pada Juni 2023. 

Pendapatan premi perseroan yang meningkat menjadi Rp 2,83 triliun juga turut menyumbang kenaikan laba. Pendapatan premi perseroan meningkat 11,95% year-on-year (y/y) dari sebelumnya Rp 2,53 triliun. 

Sedangkan hasil reasuransi turun 62,55% year-on-year menjadi Rp33,2 miliar dari sebelumnya Rp88,77 miliar. Sementara hasil investasi meningkat tajam menjadi Rp 229 miliar, naik 163,7% dari sebelumnya Rp 87,04 miliar.  PT Aerolínia Reassurance Indonesia Tbk (MREI) 

Marein berhasil membukukan laba sebesar Rp75,22 miliar pada akhir Juni 2024. Angka tersebut meningkat 77,54% year-on-year dibandingkan Rp42,36 miliar pada Juni 2023. 

Berdasarkan laporan keuangan Marein bulan Juni 2024, peningkatan laba didorong oleh premi bruto yang mencatatkan peningkatan year-on-year sebesar 12,67% menjadi Rp1,38 triliun, atau naik 12,67% year-on-year dari sebelumnya Rp1,23 triliun. triliun. Turun 29,52% YoY menjadi Rp 14,8 miliar dari sebelumnya Rp 21,1 miliar. Sedangkan hasil investasi naik 71,81% year-on-year menjadi Rp 96,5 miliar dibandingkan sebelumnya Rp 56,16 miliar.  PT Maipark Reasuransi Indonesia 

Maipark melaporkan laba setelah pajak sebesar Rp 20,06 miliar pada Juni 2024. Angka tersebut turun 30,64% year-on-year dari sebelumnya Rp 28,93 miliar. 

Meski pendapatan premi bruto perseroan meningkat 9,39 tahun menjadi Rp92,1 miliar dari sebelumnya Rp84,19 miliar. Hasil investasi juga menunjukkan peningkatan menjadi Rp 20,09 miliar atau 22,57% year-on-year dari sebelumnya Rp 16,39 miliar. 

Namun hasil reasuransi perseroan menurun menjadi Rp31,59 miliar atau 33,39% year-on-year dari sebelumnya Rp47,43 miliar.  PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre) 

Nasional Re, anak usaha BUMN IFG melalui PT Askrindo, melaporkan laba sebesar Rp 64,52 miliar hingga Juni 2024. Angka tersebut naik 88,58% y-o-y dibandingkan Rp 565 miliar pada akhir Juni 2023. 

Dilihat dari laporan keuangan tradisional perseroan pada Juni 2024, penurunan tersebut disebabkan oleh premi bruto perseroan yang turun 13,73% year-on-year menjadi Rp 1,84 triliun. Hingga akhir Juni 2023, premi bruto yang diterima perseroan mencapai Rp 2,13 triliun. 

Hasil underwriting juga menurun menjadi Rp38,79 miliar. Angka tersebut turun 91,65% year-on-year dari sebelumnya Rp 464 miliar. Di sisi lain, hasil investasi juga mengalami penurunan sebesar 11,72% year-on-year menjadi Rp170,8 miliar dari sebelumnya Rp193,5 miliar.  PT Tugu Reasuransi Indonesia 

Unit usaha reasuransi Pertamina melalui Tugu Insurance, Tugure, membukukan laba setelah pajak sebesar Rp104,5 miliar sepanjang tahun berjalan hingga Juni 2024. Angka tersebut meningkat pesat hingga 1,488% year-on-year dari sebelumnya Rp6.500 juta. 

Peningkatan laba didorong oleh premi bruto perseroan yang mencapai Rp1,55 triliun, naik 26,75% dari sebelumnya Rp1,22 triliun. Hasil underwriting juga meningkat 136,25% year-on-year menjadi Rp56,65 miliar dari sebelumnya Rp23,97 miliar. Sedangkan hasil investasi naik 17,32% year-on-year menjadi Rp67,7 miliar dari sebelumnya 57,7 miliar.  Reasuransi PT Indoperkasa Suksesjaya (InaRe)

PT Indoperkasa Suksesjaya Reinsurance (InaRe), anak usaha Salim Group, melaporkan laba sebesar Rp13,9 miliar hingga Juni 2024. Jumlah tersebut tumbuh dari Rp12,4 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan laporan perseroan, InaRe mencatatkan premi akhir tidak langsung sebesar Rp 559,11 miliar. Tumbuh 166% dari Rp 209,71 miliar pada tahun sebelumnya.  PT Nusantara Makmur Reasuransi (Nusantara Re)

Bisnis reasuransi Sinarma Group melalui PT Reinsurance Nusantara Makmur (Nusantara Re) membukukan laba Rp 70,49 miliar hingga Juni 2024. Tumbuh 93,65% dari tahun sebelumnya Rp 36,4 miliar Reasuransi Sinarmas Group membukukan pendapatan premi akhir tidak langsung sebesar Rp4,85 triliun, tumbuh tajam dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp3,23 triliun.   PT Orion Reasuransi Indonesia

Orion Reasuransi menjadi wajah baru dalam industri reasuransi Indonesia. Pada 20 Mei 2024, perseroan resmi mulai beroperasi setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Tercatat dalam laporan keuangan Juni 2024, perseroan mencatatkan laba setelah pajak sebesar Rp1,73 miliar hingga 2024. Pendapatan kotor dari premi yang diterima mencapai Rp3,24 miliar. Hasil underwriting turun Rp5 juta dan laba investasi mencapai Rp8 miliar. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel