Bisnis.com, JAKARTA – Upaya menurunkan prevalensi merokok dapat dilakukan dengan menggunakan produk tembakau lain yang dinilai berisiko rendah.

Asia Pacific Harm Reduction Forum (APHRF) 2024 telah melaporkan bahwa hasil studi ilmiah yang dilakukan di dalam dan luar negeri menunjukkan bahwa produk tembakau lain seperti rokok Rokok elektronik (vape), produk tembakau yang dipanaskan, dan patch nikotin kurang berbahaya dibandingkan rokok. .

Dokter TNI Angkatan Laut Dr. Mintoharjo, Kolonel Marinir (kanan) Yoon Mukmin Akbar mengatakan, TNI juga fokus terhadap peningkatan jumlah perokok.

“Peningkatan jumlah perokok terjadi di kalangan generasi muda dan pebisnis. “Tingkat merokok lebih tinggi pada laki-laki,” kata Yoon Mukmim dalam keterangannya, Rabu (24/7/2024).

Dia mengutip fakta bahwa sekitar 30% personel militer di Amerika Serikat melaporkan kebiasaan merokok, dengan tingkat yang lebih tinggi di Angkatan Darat dan Angkatan Laut. Saat ini, 25% tentara Inggris merokok.

Yoon Mukmin mengatakan dunia militer sudah mulai menggunakan konsep pengurangan risiko untuk mengurangi prevalensi merokok. Tiga strategi intervensi diterapkan.

Pertama, program berhenti merokok komprehensif yang menyediakan akses terhadap konseling dan terapi penggantian nikotin. Kedua, kebijakan larangan merokok di lingkungan militer. Terakhir, kesadaran akan dampak kesehatan dari merokok dan pendidikan melalui program untuk mempromosikan budaya bebas rokok.

Sementara itu, peneliti dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Amalia Pajajaran merekomendasikan penggunaan produk tembakau lain sebagai strategi untuk menurunkan prevalensi merokok di Indonesia.

Menurutnya, produk tersebut telah teruji melalui penelitian ilmiah dengan menggunakan konsep pengurangan risiko guna mengurangi hal-hal berbahaya. Hal ini dibenarkan dalam penelitian medis yang dilakukan oleh Universitas Pajajaran yang diterbitkan pada tahun 2021 berjudul ‘Reaksi Nikotin dan Gusi pada Perokok dan Radang Gusi Buatan pada Pengguna Vape’.

Hasil studi khusus ini memberikan bukti ilmiah bahwa produk tembakau lainnya bermanfaat dalam mengurangi risiko, dan mengurangi risiko, ujarnya.

Menurut pemerintah, peluang pemanfaatan produk ini harus dibuka untuk meningkatkan kesehatan, terutama untuk menurunkan prevalensi merokok pada perokok.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA