Bisnis.com, JAKARTA – Beberapa bank digital seperti PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) dan PT Bank Seabank Indonesia menargetkan pertumbuhan pinjaman pada tahun 2024. Beberapa strategi tengah digarap, mulai dari menyasar segmen korporasi hingga pengembangan produk pinjaman baru.

Bank Amar sendiri menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 20% pada tahun ini. Eka Banyuaji, Direktur UKM, Korporasi dan Operasional Amar Bank, mengatakan salah satu strategi Amar Bank meningkatkan penyaluran kredit pada tahun ini adalah menyasar segmen korporasi dan korporasi.

“Dulu kami fokus di segmen ritel dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah),” kata Eka dalam paparan publik yang digelar beberapa waktu lalu (29/05/2024).

Ekspansi ke segmen bisnis dan perdagangan, Bank Amar akan merambah sektor perdagangan dan manufaktur.

“Kami melihat pasar yang lebih hati-hati, yaitu perdagangan dan manufaktur. Mulai pertengahan 2023 hingga 2024, kami akan mencoba mengembangkan supply chain financing,” kata Eka.

Bank Amar kemudian bekerja sama dengan banyak pelaku industri atau jangkar dan memberikan pinjaman kepada dealer mereka. “Supaya jangkarnya bisa kita pegang,” kata Eka.

Seabank juga menargetkan pertumbuhan pinjaman yang pesat pada tahun ini. Salah satu strategi yang diterapkan Seabank adalah peluncuran fungsi pinjaman langsung di aplikasinya.

Junedy Liu, Chief Strategy Officer SeaBank Indonesia, mengatakan hingga saat ini Seabank telah menyalurkan kredit terbesar atau 90 persen melalui ekosistem Shopee. Shopee memiliki beberapa layanan kredit yang disediakan oleh Seabank, seperti SPAyLater, SPinjam atau Merchant Cash Loan.

Selebihnya, kredit disalurkan melalui kolaborasi atau pipeline dengan fintech peer-to-peer (P2P). Kedepannya direncanakan akan menyalurkan kredit secara langsung.

Presiden Direktur SeaBank Indonesia Sasmaya Tuhuleley mengatakan, fitur direct lending sebenarnya merupakan soft launching. Namun fitur ini hanya dapat digunakan oleh nasabah tertentu yakni terbatas pada aplikasi Sebank.

“Belum semua pelanggan bisa mengakses aplikasi tersebut. Kami berencana meluncurkannya pada kuartal keempat tahun 2024,” ujarnya dalam jumpa pers awal bulan ini (06/05/2024).

Fitur ini kemudian dapat digunakan oleh seluruh pelanggan Seabank di aplikasi. Pada file permohonan terdapat pilihan untuk mengajukan pinjaman tanpa melalui pihak ketiga atau rekanan.

Dengan menawarkan layanan ini, Seabank juga menawarkan pembayaran cicilan dengan bunga rendah. “Jauh lebih sedikit dibandingkan P2P, kurang dari 2% per bulan,” kata Sasmaya.

Bank digital lainnya adalah PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) menargetkan pertumbuhan pinjaman pesat sebesar 20-25% tahun ini. “2024 adalah tahun yang kami yakini setelah tiga tahun transformasi, kinerja keuangan akan lebih baik dan potensi penyaluran kredit meningkat 20-25%,” kata Direktur Komersial Bank Neo Commerce Aditya Wahyu Windarwo dalam paparan publik. .

BBYB telah merumuskan beberapa strategi untuk merangsang penyaluran kredit. “Kami aktif menggarap berbagai segmen kredit,” kata Aditya.

Selama ini BBYB agresif menyasar penyaluran kredit ke segmen konsumer dan ritel. Ke depan, BBYB menyasar segmen korporasi.

Neo Commerce Bank kemudian akan mendapatkan keuntungan dari ekosistem yang besar, termasuk ekosistem pemegang sahamnya, Akulaku.

“Kami juga bekerja sama dengan banyak ekosistem lain. Kami belajar bahwa pengguna tidak hanya tertarik pada satu ekosistem. Mereka juga membuka pintu untuk titik kontak dengan banyak ekosistem,” ungkapnya.

Selain itu, PT Krom Bank Indonesia Tbk. Diproduksi oleh Grup Kredivo (BBSI), target tahun ini adalah kredit prima. Direktur Utama Krom Bank Indonesia Anton Hermawan mengatakan hingga saat ini, 70 persen nilai kredit tersebut masih disalurkan melalui program konvensional atau disalurkan langsung oleh Krom Bank. 

Ke depan, Krom Bank akan memperluas penyaluran kredit digital, termasuk kerja sama dengan platform digital seperti fintech P2P loan atau pipeline program. Tak hanya dengan pemegang saham mayoritas yakni Kredivo, kerja sama dengan platform digital lainnya juga tengah dijajaki.

Dengan menyalurkan kredit melalui sistem pipeline, Krom Bank tetap berhati-hati. Misalnya, Krom Bank memilih platform yang cocok untuk kerjasama.

“Dalam memilih mitra, harus memperhitungkan pencapaian, hasil selama bertahun-tahun, dan mitigasi risiko. Ini yang kami lakukan dan kaji. Kami sangat berhati-hati, meski banyak juga fintech yang membutuhkan modal,” kata Anton.

Kinerja kredit pada awal tahun

Sementara itu, beberapa bank digital melaporkan hasil kredit yang beragam pada awal tahun ini atau pada kuartal I 2024. Misalnya, Krom Bank mencatat penyaluran kredit pada kuartal I meningkat 111,43% year-on-year. pada tahun 2024 mencapai Rp 2,18 triliun. 

Seabank menyalurkan pinjaman senilai Rp18,23 triliun, meningkat year-on-year sebesar 22,14 persen.

Bank Amar juga mencatatkan peningkatan penyaluran kredit sebesar 14,65% menjadi Rp 2,75 triliun pada kuartal I 2024 dibandingkan Rp 2,4 triliun pada periode yang sama tahun lalu. 

Kendati demikian, Bank Neo Commerce mencatatkan penyesuaian alokasi kredit sebesar 13,87% menjadi Rp 9,4 triliun pada Maret 2024 dibandingkan Rp 10,91 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel