Bisnis.com, Jakarta – Kantor Staf Presiden (KSP) mengungkap risiko tidak tepat sasarannya penyaluran dukungan pompa dari Kementerian Pertanian (Kimantan).

Perwakilan KSP III Eddy Priono menjelaskan, hasil audit KSP di Kabupaten Temanjung Jawa Tengah menemukan penyaluran bantuan pompa air tidak tepat sasaran. Menurut dia, pompa air yang seharusnya mengalirkan air ke petani padi di dataran rendah ternyata ditemukan oleh tukang kebun di dataran tinggi Temanggung.

“Saat kami ke Temanjung hampir tidak ada sawah karena banyak yang ditanami komoditas hortikultura seperti cabai dan tembakau, tapi diberi kuota infus,” kata Eddy dalam rapat koordinasi inflasi daerah, Senin (8/5). /). 2024).

Oleh karena itu, Eddy mengaku khawatir program pompa bensin Kementerian Pertanian yang semula merupakan bagian dari upaya menggenjot produksi beras dalam negeri, tidak tepat sasaran. 

Ia juga menyarankan agar Kementerian Pertanian bersama tim di daerah termasuk TNI dan Polri serta Dinas Pertanian Provinsi menyusun pedoman pelaksanaan (juklak) untuk menyasar penyaluran bantuan pompa ke daerah yang paling membutuhkan.

“Karena sejujurnya kami tidak tahu apakah hal seperti ini hanya terjadi di Temanjung atau di daerah lain juga. Kami prihatin jika terjadi di daerah lain juga,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Departemen Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian Andi Mohamed Aidil Fitri mengatakan, alokasi distribusi pompa air untuk program pemompaan ditentukan berdasarkan usulan progresif dari Dinas Pertanian daerah. Namun, dia mengaku pihaknya akan segera menindaklanjuti temuan dugaan manipulasi alokasi pompa air di Temanjung, Jawa Tengah.

“Kami akan menindaklanjuti temuan di Temanjung terkait alokasi pompa,” kata Edel di kesempatan yang sama.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (26/06/2024) menjelaskan, program infus nasional akan mencakup penyaluran awal sebanyak 20.000 unit infus, yang kemudian ditingkatkan menjadi sekitar 70.000 unit.  

Perwakilan pertama Indonesia menekankan bahwa langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap kemungkinan kekeringan yang diperkirakan akan berlangsung pada Juli hingga Oktober. Hal itu disampaikannya usai meninjau langsung pelaksanaan bantuan pompa untuk irigasi sawah dan pertanian (pemompaan) di Desa Paping, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada Rabu (26/06/2024).

Dikutip dari YouTube, ia mengatakan: “Untuk apa? Iya begitu. Air di bawah sawah sedikit lebih tinggi, dan tidak bisa naik karena tidak ada yang kecil, pompa. Namun, ini mutlak diperlukan. ” Oleh sekretariat presiden.

Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita dan WA Channel