Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah kembali menyatakan rencana perluasan kebijakan stimulus restrukturisasi kredit Covid-19. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan perpanjangan kebijakan stimulus berlaku untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Airlangga mengatakan, terkait kebijakan pengawasan, pelaksanaannya akan berdasarkan pedoman dan ketentuan yang telah dikeluarkan sebelumnya oleh Badan Jasa Keuangan (OJK). Itu diberikan kepada masing-masing bank untuk implementasi.

“Kepemimpinannya ada dan aturan OJK sangat terbuka terhadap restrukturisasi kredit yang dilakukan oleh setiap bank,” ujarnya, Jumat (19/7/2024).

Sekadar informasi, Airlangga mengatakan, setelah rapat koordinasi terbatas Kredit Usaha Rakyat (KUR), perpanjangan restrukturisasi kredit hanya berlaku pada segmen KUR.

“Salah satu kebijakan yang akan diusulkan adalah perluasan restrukturisasi kredit pada segmen khusus KUR,” ujarnya melalui akun Instagram @airlanggahartarto_official pada Jumat (19/7/2024).

Dalam pertemuan tersebut, Airlangga juga menyampaikan bahwa program pembiayaan KUR tahun 2024 akan terus dilanjutkan ke depan karena kondisi perbankan dinilai masih stabil. “Perbankan berdiri teguh untuk melaksanakan program ini,” ujarnya. Penyaluran KUR

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penjualan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terus meningkat. Pemerintah dan OJK juga terus melakukan penilaian terhadap kompetensi dan status bank kanal. 

Direktur Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Dian Ediana Ra melaporkan pelaksanaan penyaluran KUR ke 24 bank penyalur KUR per 31 Mei 2024 meningkat menjadi Rp 116,94 triliun atau 45,72% untuk 1,99 juta peminjam. 

Sementara itu, penyaluran KUR meningkat dibandingkan periode sebelumnya, yakni tahun 2023 hingga 31 Mei 2023 yang mencapai Rp 80,25 miliar. 

Di sisi lain, peningkatan pembayaran KUR dibayangi oleh memburuknya kualitas kredit segmen UMKM. 

OJK mencatat NPL bruto UMKM mencapai 4,27% pada Mei 2024, dibandingkan perkiraan sebelumnya sebesar 4,26%. NPL UMKM meningkat signifikan dibandingkan tahun berjalan atau Desember 2023 yang masih sebesar 3,71%. Sementara itu, pinjaman berisiko (LAR) UKM tercatat sebesar 13,83% pada Mei 2024.

Selain peningkatan NPL di segmen UMKM, saat ini dari sisi KUR, pemerintah bersama OJK terus melakukan evaluasi secara berkala terhadap kompetensi dan kondisi likuidasi perbankan, agar jalan tersebut bisa dilunasi, disesuaikan, atau dibagi. 

Sebab, pelaksanaan program ini mengedepankan efektivitas program tidak hanya dalam meningkatkan penyaluran, namun juga merangsang keberlangsungan UKM di Indonesia dalam jangka panjang, jelas Dian dalam keterangan tertulisnya. Kamis adalah pekan raya (18). / 7/2024). 

Dari Grup Himbara, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) terus mendorong UKM untuk melangkah. Hingga akhir Juni 2024, penjualan divisi KUR Bank Mandiri mencapai Rp19,33 miliar kepada 122.907 peminjam di seluruh Indonesia.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Teuku Ali Usman mengatakan, pencapaian tersebut mewakili 51,6% dari target KUR Bank Mandiri tahun 2024.

“Jika dilihat berdasarkan sektor, 59,93% penyaluran KUR disalurkan ke sektor produktif atau Rp 11,8 triliun, sedangkan sisanya ke sektor non-produktif,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (18/07/2024). .

Ali mengatakan Bank Mandiri siap mencapai target penyaluran KUR pada tahun 2024 dengan strategi pengadaan berbasis ekosistem close loop berbasis strategi regional, mengoptimalkan kerja sama antar pedagang grosir di value chain nasabah Banko Mandiri.

Selain itu, perseroan juga melakukan optimalisasi digital pada tim sales Bank Mandiri yang dilanjutkan dengan layanan keuangan dan edukasi transaksional melalui Mandiri Agen (Agen Bank Mandiri Mitra Laku Panday) untuk memperluas akses kredit dan layanan cepat kepada calon peminjam. ekosistem bisnis UMKM.

Seiring meningkatnya alokasi KUR, Bank Mandiri menjaga rasio non-performing loan (NPL) dalam KUR tetap konstan. 

“Hingga Juni 2024, rasio NPL KUR Mandiri masih sangat baik,” kata Ali. 

BCA

Di antara pemain swasta, PT Bank Central Asia Tbk. Menurut (BBC), target penyaluran KUR BCA tahun ini mencapai Rp 800 miliar, naik sekitar 11% dibandingkan tahun lalu. 

Wakil Presiden Eksekutif Komunikasi Korporat dan Tanggung Jawab Sosial BCA Hera F. Harin melaporkan hingga Mei 2024, BCA telah mengalokasikan Rp382,02 miliar atau 47,75% dari total target tahun ini. 

Dijelaskannya, penjualan KUR BCA meningkat 57,55% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan KUR BCA terutama menyasar sektor ritel. 

“Prinsipnya kami berharap penyaluran KUR dapat berkembang positif pada tahun ini, dengan tetap menjaga risiko disiplin,” ujarnya kepada Bisnis.

Kedepannya, BCA berkomitmen untuk mengoptimalkan dan mendigitalkan jalur distribusi di Bank, serta mengoptimalkan rantai pasok dengan pembeli atau mitra serta komunitas lain yang didukung BCA.

Bahkan, untuk meningkatkan penyaluran KUR, BCA terus mengembangkan infrastruktur penyaluran KUR dengan formulir web aplikasi KUR, pemrosesan KUR tanpa jaminan melalui platform digital, serta otomatisasi berbagai laporan dan data untuk keperluan internal dan eksternal. .

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA