Bisnis.com, Jakarta – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan masih menyelidiki apakah PT Starlink Services Indonesia kekurangan peluang kompetitif selama beroperasi di Indonesia.
Anggota KPPU Goppera Pangabeen mengatakan KPPU mengundang pemangku kepentingan terkait untuk melihat dampak masuknya Starlink ke Indonesia pada 29 Mei 2024.
Gopprera mengatakan pada pertemuan tersebut bahwa beberapa asosiasi telah menyuarakan keprihatinan tentang masuknya Starlink ke pasar, mulai dari perizinan, kesenjangan modal hingga harga predator.
“Dalam diskusi tersebut, Starlink menyatakan telah mematuhi seluruh regulasi di Indonesia dan tidak ada predatory pricing, namun kami akan terus memantaunya,” kata Goprera dalam acara “Mengukur Dampak Kehadiran Starlink terhadap Industri Telekomunikasi.” dan daya beli masyarakat” di Jakarta, Rabu (12/6/2024).
Namun, Goppera mengatakan KPP saat ini sedang melakukan kajian untuk menyimpulkan apakah satelit internet milik Elon Musk kurang memiliki kemampuan bersaing di Indonesia.
“KPP masih melakukan kajian untuk menyimpulkan apakah terdapat kesenjangan kemampuan kompetitif Indonesia,” ujarnya.
Sebagai analisis awal, Goppera mengatakan dari segi persaingan bisnis, entri Starlink di Indonesia menawarkan pilihan produk yang kompetitif secara teknis dan harga kepada pengguna dibandingkan dengan produk yang ada di pasar.
Oleh karena itu, jelas Goppera, KPPU belum mempunyai pendapat mengenai adanya pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Kegiatan Monopoli dan Persaingan Perdagangan Tidak Sehat (UU No. 5/1999).
Namun terdapat informasi dari berbagai diskusi mengenai kemungkinan dampak negatif terhadap pasar yang ada, kata Goppera. Pertama, pengaturan kapasitas (pasar) koneksi satelit (Pasal 19 UU No. 5/1999).
Kedua, menghubungkan atau mengikat layanan Internet dengan telepon dan multimedia (Pasal 15 UU No. 5/1999). Ketiga, perbuatan yang menghilangkan pesaing dari pasar berupa pengambilalihan atau perampokan (Pasal 19 dan 20 UU No. 5/1999).
“Dalam konteks ini, KPPU harus melakukan pengawasan untuk memastikan masuknya Starlink tidak berdampak negatif terhadap proses persaingan di pasar,” jelasnya.
Selain itu, KPP meminta kerja sama para pihak dalam memberikan informasi dan data yang diminta.
Lebih lanjut Goppera mengatakan, KPPU akan kembali berdiskusi dengan pemangku kepentingan terkait dalam beberapa hari mendatang. “Dan dalam dua minggu ke depan kami akan melakukan FGD,” ujarnya.
Di sisi lain, dunia industri harus menawarkan manfaat seperti penciptaan atau promosi industri dan pasar baru, inovasi yang menarik investasi baru dan penciptaan lapangan kerja baru, kata Goppera.
“Jika terdapat pelanggaran Starlink yang berdampak pada industri dan masyarakat, KPPU terbuka untuk menerima pengaduan dan mengambil tindakan perbaikan,” tutupnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA