Bisnis.com, Jakarta – PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) melaporkan pendapatan sebesar Rp588,18 miliar pada tahun 2023 atau 22,68% dibandingkan tahun lalu. Penyebab turunnya pendapatan KPEI tak lepas dari rata-rata nilai perdagangan harian (RNTH) saham yang juga turun tajam pada tahun lalu. 

Presiden KPEI Iding Pardi mengatakan RNTH pada tahun 2023 tercatat sebesar Rp 10,75 triliun atau turun 26,92% dibandingkan tahun lalu. Hasilnya, bersama RNTH, KPEI menyelesaikan transaksi senilai Rp4,05 triliun dengan efisiensi transaksi sebesar 55,17%.

Meskipun ada penolakan dari RNTH, namun total dana kelolaan KPEI meningkat dari Rp31,66 triliun pada akhir tahun 2022 menjadi Rp31,83 triliun pada akhir tahun 2023, kata Idding dalam keterangan hasil tahun tersebut. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPST) Senin (24/6/2024).

Tak hanya itu, dana penjaminan KPEI juga meningkat dari Rp7,01 triliun menjadi Rp7,74 triliun dan jumlah penjaminan meningkat dari Rp181,44 miliar menjadi Rp194,14 miliar.

Idding mengatakan, KPEI juga melaporkan pertumbuhan pendapatan usaha lainnya yaitu pendapatan pengelolaan dana penjaminan yang meningkat sebesar 99,35% dan pendapatan baru pengelolaan pinjaman meningkat menjadi Rp 2,28 miliar pada tahun 2023.

Di sisi lain, seiring banyaknya kegiatan pengembangan bisnis, beban usaha KPEI meningkat 3,95% menjadi Rp454,62 miliar. 

Laba tahun 2023 sebesar Rp 105,98 miliar. Keberhasilan perolehan laba tersebut menyebabkan peningkatan nilai sebesar 5,24% menjadi Rp 2,17 triliun pada akhir tahun 2023,” kata Idding.

Sebagai tambahan informasi, RUPS KPEI menyetujui dan menerima Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perseroan serta Laporan Kinerja Komisaris tahun buku 2023. 

Selain itu, sebagaimana dalam agenda RUPS, juga disetujui besaran tunjangan bunga KPEI tahun buku 2023 yaitu Rp 5,30 miliar untuk simpanan penjaminan dan Rp 74 miliar untuk simpanan wajib. 

Rapat juga menyetujui penunjukan perusahaan untuk mengaudit buku perusahaan tahun buku 2024, kata Idding.

Sekadar mengingatkan, pasar modal Indonesia akan tumbuh signifikan pada tahun 2023. Hal ini tercermin dari IHSG yang menguat sebesar 6,16% menjadi 7.272,79 pada 29 Desember 2023 menjadi 6.850,98 pada 2 Januari 2023.

Pada tahun berjalan 2023, level terendah IHSG adalah 6.542,79, sedangkan level tertinggi adalah 7.313,34.

Sedangkan rata-rata nilai perdagangan harian (RNTH) tercatat sebesar Rp 10,75 triliun, disusul volume perdagangan harian sebanyak 19,79 miliar lembar saham, dan frekuensi perdagangan harian sebanyak 1,18 juta lembar saham.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel