Bisnis.com, JAKARTA – Pakar keamanan siber mengungkap Korea Utara berhasil meretas bank Bangladesh yang digunakan untuk membiayai program senjata nuklir. Tak hanya itu, uangnya pun ditransfer ke kasino di Filipina.
Seorang pakar keamanan bernama Mikko Hyppönen mengatakan bahwa perampokan di bank Bangladesh menyebabkan bandit pemerintah Korea Utara mencuri 81 juta dolar AS. Jumlah tersebut digunakan pemerintah untuk mendanai program senjata nuklir.
“Cara mereka [pemerintah Korea Utara] di sini adalah dengan memindahkan uang dari Filipina ke Manila, dua kasino, Casino Solaire dan Casino Midas,” kata Mikko dalam episode Vida bertajuk ‘Di Mana Penipuannya?: Bagaimana Bisnis di Indonesia . Ia bisa menunggu Transaksi Digital di Jakarta, Selasa (3/9/2024).
Rencananya, jelasnya, uang dari kedua kasino tersebut akan diubah menjadi token alias chip kasino yang akan digunakan dalam tindak pidana pencucian uang.
“Di sana [Casino Solaire dan Casino Midas], mereka memasukkan chip gaming senilai puluhan juta dolar. Jadi mereka menyuruh orang untuk bermain dengan chip ini, uangnya akan dicuci di kasino,” jelasnya.
Mikko mengatakan, hasilnya pihaknya sedang menyelidiki peretasan studio film Sony Pictures di Amerika Serikat (AS).
Peristiwa itu terjadi karena Sony Pictures membuat film yang mengolok-olok pemimpin Korea Utara. Akibatnya, lanjutnya, Sony Pictures diretas oleh Korea Utara.
“Dan ketika kami menyelidiki kasus ini, salah satu malware pencurian data biasa, kami menemukan kata sandinya,” katanya.
Dia mengatakan kata sandi tersebut adalah kata sandi yang sama yang telah digunakan selama dua tahun dalam blok kode yang digunakan oleh bank Bangladesh. “Tidak ada orang lain yang mengetahui kata sandinya. Itu Korea Utara,” katanya.
Tak hanya itu, Mikko juga mengungkapkan bahwa peretasan yang dilakukan pemerintah Korea Utara akan menjadi yang terbesar sepanjang sejarah dunia pada tahun 2023.
Tahun lalu, ia mengatakan bahwa perampokan yang melibatkan bank-bank besar, artefak, atau berlian bukanlah yang terbesar sepanjang sejarah, melainkan merupakan tindakan peretasan yang dilakukan oleh negara yang dikenal sebagai Kerajaan Pertapa atau dikenal dengan Korea Utara.
“Pencurian terbesar dalam sejarah terjadi tahun lalu ketika pemerintah Korea Utara meretas sistem bernama Axie Infinity dan mencuri cryptocurrency senilai 625 juta dolar AS,” ujarnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA