Bisnis.com, Jakarta – Pemerintah terus melibatkan dunia usaha dalam upaya percepatan peluncuran sepeda motor listrik yang dinilai berpotensi menjadi katalis pertumbuhan ekonomi.
Boyke LaCassero (ENTREV), Proyek Nasional Peningkatan Kesiapan Transmisi Kendaraan Listrik di Indonesia, mengatakan peran dunia usaha, perusahaan, dan badan usaha pemerintah dalam percepatan pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia sangat penting.
Salah satu caranya adalah dengan program konversi ke sepeda motor listrik, yang menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan sepeda motor tradisional berbahan bakar fosil.
Pertukaran sepeda motor listrik tidak hanya sebagai upaya penurunan emisi, tetapi juga bagian dari transformasi ekonomi hijau yang mendukung pertumbuhan industri lokal, ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (30 Agustus 2024).
Menurutnya, peralihan ke sepeda motor listrik memiliki beberapa keunggulan penting dibandingkan sepeda motor tradisional berbahan bakar fosil.
Dari sudut pandang lingkungan, sepeda motor listrik tidak menghasilkan emisi sehingga secara langsung berkontribusi dalam mengurangi polusi udara dan mendukung tujuan emisi nol bersih.
Selain itu, Buick mengatakan dari sudut pandang masyarakat, penggunaan energi listrik untuk menggantikan bahan bakar fosil menurunkan biaya operasional sehari-hari dan membuatnya lebih hemat bagi pengguna.
“Selain itu, sepeda motor listrik memiliki komponen bergerak yang lebih sedikit dibandingkan sepeda motor tradisional, sehingga lebih mudah dan murah untuk diservis dan dirawat,” ujarnya.
Ia mengatakan, selain memberikan manfaat ekonomi, program pertukaran sepeda motor listrik juga akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi.
Pasalnya, program tersebut mendorong pertumbuhan industri komponen kendaraan listrik dalam negeri, menciptakan lapangan kerja baru, dan memperkuat perekonomian nasional.
Hal ini sesuai dengan prinsip pengelolaan sampah dan perlindungan lingkungan yaitu “reduce, reuse dan recycle” yang tetap menggunakan rangka sepeda motor bekas dan hanya menggunakan teknologi terkini.
Boyke juga menegaskan, program pertukaran sepeda motor listrik dapat menjadi model CSR yang efektif bagi dunia usaha dan BUMN, yang menunjukkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Dengan dukungan berbagai sektor, program ini diharapkan dapat meningkatkan adopsi kendaraan listrik di Indonesia secara signifikan.
“CSR Perusahaan berperan strategis dalam menggerakkan perekonomian sekaligus mencapai tujuan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, selain mendukung pertukaran sepeda motor listrik, CSR perusahaan juga perlu membantu pertukaran bengkel dan peningkatan keterampilan karyawan.
“[Konsekuensinya], hal ini akan menjamin keberlanjutan program dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin beralih ke sepeda motor listrik, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih luas dan berkelanjutan,” ujarnya.
Pada saat yang sama, pakar ENTREV Bambang Istianto berterima kasih atas inisiatif Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang beralih ke kendaraan listrik. Menurutnya, beralih ke sepeda listrik memiliki banyak keuntungan penting dibandingkan membeli sepeda listrik baru.
Pertama, peralihan ke sepeda motor listrik secara langsung mengurangi jumlah sepeda motor berbahan bakar bensin (BBM) di jalan. Artinya, emisi CO2 langsung hilang pada saat peralihan, yang berdampak positif langsung terhadap lingkungan, kata Bambang
Kedua, pertukarannya sangat ekonomis dari segi biaya.
“Biaya konversi sepeda motor berbahan bakar fosil menjadi sepeda motor listrik jauh lebih murah dibandingkan membeli sepeda motor listrik baru dengan fitur yang sama,” jelasnya.
Untuk berita dan artikel lainnya, kunjungi Google Berita dan Saluran WA