Bisnis.com, JAKARTA – Konsensus ekonom Bloomberg memperkirakan laju inflasi Indonesia akan melanjutkan tren penurunannya pada Agustus 2024 dan terus menuju level terendah pada tahun ini.

Nilai mean atau median 27 ekonom yang tergabung dalam konsensus Bloomberg memperkirakan inflasi sebesar 2,11% (tahun/tahun) atau lebih rendah dibandingkan Juli 2024 yang sebesar 2,13%. 

Perkiraan tertinggi dikeluarkan oleh Gareth Leather dari Capital Economics Ltd, inflasi Agustus 2024 akan mencapai 2,4% atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. 

Sementara itu, Sin Beng Ong dari JP Morgan Chase Bank NA melihat inflasi yang lebih rendah di Indonesia bulan lalu sebesar 1,9% (tahun). 

Secara bulanan atau bulanan (mtm), perkiraan nilai median proyeksi untuk 18 negara adalah 0%. Perkiraan terendah pada Agustus 2024 terjadi deflasi -0,1% dan perkiraan tertinggi inflasi 0,3%. 

Kepala Ekonom di PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede mengamini kelanjutan tren penurunan inflasi yang mendekati level terendah tahun ini. Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi sebesar 0,02% (mtm), sedangkan secara tahunan inflasi tetap stabil sebesar 2,13%. 

“Berlanjutnya deflasi pada bulan Agustus dipengaruhi oleh anjloknya harga beberapa bahan pangan khususnya bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, dan cabai merah,” ujarnya, dikutip Senin (02/09/2024). 

Secara umum, IHK kelompok volatil diperkirakan mengalami deflasi sebesar 1,20% (mtm). 

Namun deflasi pada kelompok volatil diperkirakan tertahan oleh kenaikan biaya pendidikan akibat tahun ajaran baru dan keputusan Pertamina menaikkan harga Pertamax (bahan bakar non-subsidi). 

Sementara itu, Pertamina menaikkan harga Pertamax dari Rp 12.950 menjadi Rp 13.700 per liter, naik 5,79% yang berlaku mulai 10 Agustus 2024. 

“Perhitungan kami, kenaikan harga ini bisa memberikan kontribusi sekitar 0,04 – 0,05%, dengan memperhitungkan dampak putaran pertama saja,” ujarnya. 

Josua memperkirakan IHK kelompok inti dan kelompok harga yang diatur pemerintah diperkirakan akan mengalami inflasi bulanan masing-masing sebesar 0,18% (mtm) dan 0,28%.

Sementara itu, inflasi diperkirakan sedikit meningkat menjadi 1,97% (secara tahunan), dari 1,95% pada bulan sebelumnya. Inflasi harga tahunan yang dikelola oleh pemerintah juga diperkirakan akan meningkat menjadi 1,92% (secara tahunan), dari 1,47% pada bulan sebelumnya, didorong oleh penyesuaian harga non-subsidi. 

Di sisi lain, inflasi yang fluktuatif diperkirakan akan menurun dari 3,63% menjadi 2,23% (secara tahunan) seiring dengan terus menurunnya harga pangan global.

Tren inflasi pada tahun 2024

Sumber: BPS, perjanjian

 

Deflasi tidak lagi berlanjut 

Berbeda dengan Josua, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual yang tergabung dalam konsensus merupakan ekonom yang memproyeksikan pada Agustus 2024 tidak akan ada lagi deflasi. 

Perkiraan inflasi pada periode ini sebesar 2,3% per tahun dan 0,3% per bulan. Menurut dia, inflasi yang terjadi antara lain seiring dengan dinamika tahun ajaran baru yang masih berlangsung di tingkat universitas. 

“Inflasi inti kembali meningkat terutama pada komponen personal care [emas] dan pendidikan, sedangkan komponen lainnya mengalami sedikit akselerasi,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (2/9/2024). 

Di sisi lain, David melihat harga yang diatur atau diatur pemerintah juga akan naik karena harga Pertamax naik. 

Sementara itu, inflasi kelompok harga pangan bergejolak (volatile food price) akan mengalami penurunan secara bulanan, namun berpotensi sedikit meningkat secara tahunan. 

“Karena hampir seluruh produk pokok bulanan [mtm] mengalami penurunan, kecuali minyak goreng yang sedikit meningkat,” jelasnya. 

Senada dengan itu, Direktur Eksekutif Center for Economic Reform (Core) Mohammad Faisal juga memperkirakan pada Agustus nanti ada kemungkinan masih terjadi deflasi meski hanya sedikit. 

“Diperkirakan deflasi antara 0 atau lebih minus 0,1%,” ujarnya. 

Hal ini sejalan dengan rendahnya inflasi dasar dan inflasi volatil food yang juga dapat sedikit terkoreksi. Namun, harga-harga yang diatur pemerintah masih memberikan dorongan terhadap inflasi, walaupun tidak terlalu besar. 

Melihat trennya, deflasi bulanan telah terjadi setidaknya sejak bulan Mei 2024. Sejalan dengan kondisi tersebut, realisasi inflasi secara tahunan terpantau mengalami penurunan sejak bulan April 2024 dan terus mendekati batas bawah target Bank dari Indonesia 1,5% -3,5%. 

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan rilis IHK Agustus 2024 pada hari ini, Senin (09/02/2024), pukul 11:00 WIB. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel