Bisnis.com, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan kredit akan tumbuh dua digit, 12,4% setiap tahunnya menjadi Rp 7.245 triliun per tahun per Maret 2024. Angka tersebut meningkat secara bulanan sejak Februari 2024 hingga mencapai 11,28%.
Direktur Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Dian Ediana Ray mengatakan di tengah gejolak pasar keuangan global, kinerja industri perbankan menunjukkan kondisi yang tangguh dan stabil.
“Profitabilitas perbankan yang dinyatakan dalam return on assets [ROA] per Maret 2024 sebesar 2,62%, naik 2,52% dibandingkan bulan sebelumnya. Selanjutnya, margin bersih meningkat,” ujarnya dalam paparan kepada RDKB, Senin (05/2021). 13/2024). Bunga [NIM] menjadi 4,59% dari 4,49% pada bulan sebelumnya.”
Selain itu, rasio permodalan atau kecukupan modal perbankan tercatat sebesar 26% pada Maret 2024 dibandingkan 27,72% pada Februari 2024.
“Bantalan mitigasi risiko [perbankan] sangat kuat dalam kondisi ketidakpastian global saat ini,” ujarnya.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh positif secara bulanan. Pada Maret 2024, DPK tercatat sebesar 1,9% (m/m/m) dari sebelumnya 0,3%. Sedangkan secara year on year, DPK naik 7,44% menjadi Rp8.601 triliun dibandingkan sebelumnya Rp8.006 triliun.
Likuiditas sektor perbankan pada Maret 2024 cukup memadai dengan indikator likuiditas masih jauh di atas level pengawasan.
Rasio alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) masing-masing menjadi 121,05% dan 27,18% atau jauh melebihi ambang batas sebesar 50% dan 10%.
Rasio NPL bruto per Maret 2024 sebesar 2,25%, turun dari Februari 2024 sebesar 2,35%. Rasio NPL netto per Maret 2024 sebesar 0,77%, turun dibandingkan Maret 2024 sebesar 0,82% pada bulan-bulan sebelumnya.
“Selama ini volatilitas nilai tukar rupiah relatif besar dampak tidak langsungnya terhadap permodalan bank, mengingat posisi devisa neto [PDN] bank sebesar 1,66%,” ujarnya.
Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita dan WA Channel