Bisnis.com, JAKARTA-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (BBNI) melaporkan, meski masa pandemi Covid-19 dan harga tinggi telah berakhir, perekonomian dunia masih menghadapi situasi yang tidak menentu.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menilai saat ini risiko politik tampaknya tinggi, sementara tanah air banyak menghadapi konflik seperti antara Rusia dan Ukraina di Timur Tengah. 

Selanjutnya IMF dan Bank Dunia memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia akan menurun dibandingkan periode sebelum epidemi, ujarnya di Jakarta, Selasa (8/10/2024).

Hal ini karena, pada saat yang sama, negara harus beradaptasi dengan megatren seperti digitalisasi, perubahan iklim, dan tantangan perekonomian yang terintegrasi dan berkelanjutan. 

Namun Royke mengatakan, di antara berbagai permasalahan tersebut, Indonesia kini memiliki basis ekonomi yang kuat dan didukung oleh stabilitas politik. Bahkan, pada tahun 2024 Indonesia akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di antara negara-negara G20, setelah India.

Kehati-hatian finansial tetap dijaga karena terlihat utang pemerintah sebesar 39,4% PDB, berada di bawah rata-rata negara berkembang lainnya, ujarnya. 

Selain itu, kata Royke, efektivitas hukum dan sistem hukum Amerika terlihat melalui stabilitas yang sangat baik, termasuk memasuki semester II/2024. 

Ke depan, kata dia, masih ada tantangan DPR dalam jangka menengah yang perlu diperhatikan, seperti peningkatan pentingnya sektor ekonomi dan serikat pekerja, peningkatan pendidikan, peningkatan sumber daya manusia, dan peningkatan industri. seperti menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Apalagi sebagai bank internasional yang mendapat manfaat dari pemerintah, BNI akan selalu bekerja keras memanfaatkan kesempatan untuk mengembangkan perekonomian negara pada tahun ini,” tutupnya.

Lihat berita dan cerita lainnya di Google Berita dan Channel WA