Bisnis.com, JAKARTA – Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendapat kritik dari anggota Komite V DPR RI terkait program Kit Pembangunan Perumahan (Tapera).

Kritikan datang dari Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Irene Yusiana Roba, yang menyayangkan tidak adanya penjelasan jelas kepada masyarakat mengenai program Basuki Tapera.

“Ada apa Pak? Saya lihat wawancara Pak Basuki di mana-mana. Kalau ditanya Tapera, kenapa tidak begitu bisa diandalkan, Pak, Tapera bagaimana Pak?” kata Irin pada Rapat Kerja Komite ke-5 dengan Kementerian PUPR, Kamis (6/6/2024).

Irene juga sepertinya sempat menyinggung soal kebijakan Tapera yang wajib bagi pekerja perorangan.

Lebih lanjut, Irene merinci skema pengelolaan dana Tapera yang digunakan peserta Tapera untuk mensubsidi suku bunga KPR. Menurut dia, hal tersebut tidak benar karena seharusnya subsidi diberikan oleh pemerintah.

“Dukungan itu tugas negara, kalau kita sebut gotong royong, maka kita tidak bisa mendukungnya. “Sangat disayangkan negara tidak bisa ambil bagian dalam menjawab tugas-tugas yang dihadapi masyarakat,” tutupnya. 

Sebelumnya, Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho mengatakan pengelolaan dana partisipan utama dibagi menjadi 3 segmen utama. Khususnya stok, pupuk dan kegunaannya.

“Dari sisi pengelolaan dana, BP Tapera berperan sebagai regulator, tidak hanya pemupukannya saja, tapi juga aspek operasionalnya. Karena begitu dana peserta kami kumpulkan di rekening kustodian, kami langsung membaginya menjadi 3 [catatan],” kata Heru. . konferensi pers, Rabu (6/6/2024).

Pertama, 3% dari dana yang dikelola ditransfer ke rekening cadangan yang ditempatkan di sarana investasi deposito.

Hal itu dilakukan untuk mempercepat pengembalian hak keanggotaan bagi mereka yang ingin pensiun dengan membuat profil data keanggotaannya.

Kedua, 50% dana tabungan masyarakat akan diinvestasikan pada rekening pupuk untuk mengoptimalkan hasil tabungan.

Ketiga, sekitar 40-43% digunakan untuk subsidi KPR dengan bunga murah 5%. Angka tersebut jauh berbeda dengan suku bunga KPR komersial yang mencapai 11%.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA