Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Teknologi Digital (Komdigi) akan memberikan insentif kepada badan usaha yang ingin memulai penyiaran di daerah tertinggal, perbatasan, dan terpencil (3T).
Direktur Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika (PPI) Wayan Toni Supriyanto mengatakan program pemadaman analog atau ASO saat ini berjalan dengan baik.
Oleh karena itu, Wayan mengatakan Komdigi akan melanjutkan program tersebut dengan program Digital Broadcasting System (DBS). DBS merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas siaran TVRI dan standar penyiaran publik. Program ini membayangkan pada tahun 2024 seluruh siaran televisi di Indonesia sudah digital.
Komdigi melanjutkan digitalisasi dengan program DBS untuk memperkuat jangkauan siaran di 139 wilayah layanan, Rabu (11/06/2024) 2025-2029. Wayan mengatakan digitalisasi penyiaran menjadi agendanya.
Selain itu, Komdigi juga akan mendorong biaya izin bagi badan usaha untuk memulai siaran di wilayah 3T guna meningkatkan jangkauan siaran di seluruh Indonesia.
Komdigi, Wayan, mengaku sudah mengedarkan surat kepada masyarakat jika ingin menjadi penyelenggara acara televisi di wilayah 3T.
“Kami juga telah menciptakan insentif biaya perizinan bagi pelaku usaha yang berminat melakukan penyiaran di wilayah 3T,” kata Wayan.
Diberitakan sebelumnya, mulai tahun 2022, siaran televisi analog resmi dihentikan di banyak wilayah, termasuk Jabodetabek. 2 November 24:00 WIB. Proses yang disebut analog switching off (ASO) ini dinilai menjadi cerita baru bagi pertelevisian Indonesia.
“Malam ini kita bisa memulai sesuatu yang baru dalam sejarah dan perjalanan pertelevisian nasional. Bersama ASO kita akan merayakan sejarah baru pertelevisian digital di Indonesia,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate di ASO. hitung mundur. peristiwa. Rabu dini hari (11/02/2022).
Johnny mengatakan, proses ASO tidak mudah dan merupakan perjalanan yang panjang dan berliku. Meski berbeda pendapat, ada pro dan kontra, namun tujuannya sama yaitu menjaga dan menjaga industri penyiaran menjadi lebih baik.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel