Business.com, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia yang baru dilantik, Pravo Subianto, mengutarakan keinginannya untuk swasembada pangan. Saham peternakan seperti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) menarik sentimen positif soal ambisi Pravo?

Nafan Aji Gusta, analis pasar senior Mira Asset Securitas, mengatakan investor mencoba menekankan program swasembada pangan Pravo. “Apapun yang terjadi, akan menjadi katalis positif bagi pemasok unggas sebagai produsen pangan,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (22/10/2024).

Selain swalayan, Pravo punya program lain terkait pangan, yakni makan gratis yang sudah disiapkan anggarannya. Sesuai Rancangan Undang-undang (RUU) APBN 2025, pemerintah sendiri resmi menganggarkan Rp71 triliun atau 0,29 persen dari produk domestik bruto (PDB), untuk program pemberian makan gratis pada tahun 2025.

Menurutnya, program pemberian pakan gratis mampu meningkatkan kinerja stok dan meningkatkan kinerja usaha para penyedia unggas.

Dia mengatakan, saham-saham ayam seperti JPFA dan CPIN memiliki prospek yang baik, ditambah sentimen positif lainnya seperti penurunan suku bunga acuan yang akan membantu pemulihan ekonomi. “Intinya juga tumbuh dengan baik, didukung oleh peningkatan angka penjualan,” ujarnya.

Ia merekomendasikan Accumulator Buy untuk JPFA dengan target harga sekitar Rp 1.640 per saham. CPIN kemudian mengusulkan kenaikan harga saham menjadi Rp 5.200

Abdul Aziz Setio Weibo, analis Kiwum Securitas Indonesia, juga mengatakan pergerakan harga saham pemasok unggas di masa depan akan dipengaruhi oleh program baru pemerintah, termasuk program makanan gratis. Menurutnya, program tersebut memberikan dampak positif bagi pemasok ayam.

“Pelaksanaan pemberian pakan sudah semakin dekat dan sudah menjadi rasa untuk memperbanyak porsi ayam. Kini peluang tersebut adalah program pemberian pakan gratis karena dapat meningkatkan konsumsi ayam,” kata Aziz Bisnis (15/10/2024).

Meski demikian, terdapat tantangan yang dihadapi oleh penyedia unggas seperti JPFA dan CPIN. Azis mengatakan, “Dengan datangnya musim hujan, hal ini berpotensi menaikkan harga jagung dan menambah beban perusahaan.”

Sementara itu, Kiwum Securitas merekomendasikan pembelian perdagangan dengan target harga Rp 1.680 untuk salah satu emiten ayam JPFA.

Meski begitu, harga saham JPFA dan CPN anjlok dalam dua hari terakhir setelah pemerintahan baru dilantik. Melansir RTI Business, harga saham JPFA anjlok hingga Rp 1.575 per saham pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (22/10/2024). Harga saham JPFA juga turun 2,17% pada pekan lalu

Harga saham CPIN kemudian turun 1,19% menjadi Rp 4.990 pada perdagangan hari ini. Namun dalam sepekan terakhir, harga saham CPIN naik 0,4%

Swasembada pangan

Diketahui, pemerintahan baru saat ini sedang berupaya mendorong swasembada pangan yang akan dilaksanakan selama 5 tahun di bawah kepemimpinan Presiden Indonesia Pravo Subianto.

“Kita harus mampu memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia, saya belajar bersama para ahli yang membantu saya. Saya yakin kita akan mampu mencukupi pangan untuk diri kita sendiri dalam 4-5 tahun”, – ujar dalam bahasa Indonesia surat kabar Pravo. Kompleks Parlemen pekan lalu (20/10/2024).

Bahkan, Pravo optimistis Indonesia bisa menjadi pusat keranjang pangan dunia. Dengan krisis yang siap terjadi kapan saja, kemandirian pangan sangat penting untuk melindungi ketahanan pangan Indonesia.

“Indonesia harus bisa swasembada pangan dalam waktu yang sangat singkat. Kita tidak boleh bergantung pada sumber pangan dari luar. Saat krisis, dalam keadaan darurat, tidak ada yang akan membiarkan kita membeli barang-barang mereka. “Oleh karena itu, dalam waktu yang singkat tidak ada cara lain untuk mencapai ketahanan pangan pada waktunya,” katanya.

Pemerintahan baru juga mencakup Kementerian Koordinator Pangan yang baru, resminya Kementerian Koordinator Pangan yang dipimpin oleh Zulkifli Hasan.

__________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel