Business.com, JAKARTA – Program makan siang gratis yang diusung Presiden terpilih Pravo Subianto diperkirakan menghabiskan biaya besar setiap harinya. Dalam rencana ini, apa hasil yang diharapkan dari ayam-ayam tersebut di masa depan?

Kepala Gizi Nasional Dadan Hindyana mengungkapkan, program unggulan program Pangan Gizi Gratis (MBG) ditargetkan sebesar Rp1,2 triliun sehari atau Rp400 triliun setahun dengan sasaran 82,9 juta orang.

“Kalau tembus, nilai harian MBG Rp 1,2 triliun. Itu bukan jumlah yang kecil,” kata Dadan dalam acara Konferensi Harian Investor BNI di Batavia, Selasa (8/10/2024).

Secara spesifik, dia mengatakan, 75% dari Rp1,2 triliun atau sekitar Rp800 miliar seharusnya digunakan untuk intervensi makan siang anak sekolah. Sedangkan 85% dari Rp

Sementara pada musim sebelumnya, Senior Equity Analyst Synermas Securitas Yoshua Jisuki mengamati, program tersebut mencakup dua hal utama, yakni pangan gratis dan ketahanan pangan.

Terkait isu ketahanan pangan, Joshua mengatakan industri unggas perlu mendapat perhatian penuh karena dianggap sebagai salah satu sumber protein termurah di dunia di Indonesia.

Dikatakannya, “Industri ini harus menjadi fokus perhatian pemerintah, dari hulu hingga hilir, mulai dari konsumsi bahan mentah seperti jagung dan kedelai, yang perlu pengawasan dan dorongan ketat dari pemerintah. Mari kita bicara sebentar

Menurutnya, dengan dorongan pemerintah maka industri perunggasan akan tumbuh dan sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.

Yosua juga mengatakan, jika program makan siang gratis ini benar-benar dilaksanakan, maka makanan utama yang disajikan adalah ayam dan telur, karena kedua sumber protein tersebut terjangkau.

“Karena merupakan sumber ayam yang terjangkau dan menyehatkan, pertumbuhan industri unggas pasti akan meningkat di masa depan,” ujarnya.

Tentang Prosapia Verto, PT Charon Pokfund Indonesia Tbk. (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) Dua isu lapangan burung besar

Misalnya saja CPIN dan JPFA yang membukukan pendapatan sebesar Rp 61,61 triliun dan Rp 51,17 triliun pada tahun lalu.

Tak hanya dari segi pendapatan, pasar ilegal kedua isu ini sangat kuat Pada penutupan perdagangan Rabu (9/10/2024), pasar saham CPIN mencapai Rp 79,53 triliun dan JPFA mencapai Rp 17,12 triliun.

Namun secara year-to-date (year-to-date/Ytd), performa balapan menunjukkan hasil yang berbeda untuk keduanya. Saham JPFA membukukan kenaikan YtD sebesar 23,73% sedangkan saham CPIN membukukan kenaikan YtD sebesar 3,48%.

____________

Penafian: Pesan ini bukan merupakan ajakan untuk membeli atau menjual saham Keputusan sepenuhnya ada di tangan pembaca Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel