Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyebut ada peluang penurunan suku bunga pada kuartal IV 2024. Lalu bagaimana nasib indeks sektor teknologi yang tergabung dalam GOTO dan EMTK?

Kepala Pendidikan dan Literasi Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menjelaskan dengan rencana penurunan suku bunga BI ada potensi rotasi sektor. Jika kita melihat pada semester I 2024, investor cenderung menjual saham-saham emiten yang termasuk dalam kategori cyclical atau makro-sensitif, sehingga sahamnya akan mengalami penurunan.

“Namun, kami yakin emiten-emiten dengan kategori siklis seperti keuangan, properti, industri, dan teknologi akan mendapat sentimen positif,” ujarnya, Selasa (9/7/2024). 

Audi memperkirakan sentimen akibat tingginya biaya dana dan ketidakpastian perekonomian akan cenderung menurun di sisa tahun 2024.

Khusus sektor teknologi, Audi melihat sentimen terhadap saham-saham di indeks ini tidak hanya bergantung pada pengurangan kebijakan moneter saja, meski korelasi suku bunga dengan emiten teknologi berkorelasi negatif. 

“Mempertahankan tingkat belanja yang optimis dan pertumbuhan ekonomi yang stabil juga dapat menjadi kekuatan pendorong bagi lembaga penyiaran teknologi,” katanya.

Sementara itu, Kiwoom Sekuritas mempertahankan peringkat netral pada saham-saham teknologi. Kiwoom Sekuritas memilih saham EMTK di sektor ini dengan rating Hold dengan target harga (TP) Rp 560.

Sebagai informasi, pada akhir perdagangan Selasa (7 September 2024), indeks sektor teknologi masih melemah 25,71% secara year-to-date atau year-to-date.

Di sisi lain, sisa pelemahan IHSG hanya 0,04% secara year to date. Namun dengan perlahan IHSG kembali ke zona hijau, hingga saat ini investor asing masih mencatatkan penjualan bersih asing sebesar Rp 5,21 triliun di seluruh pasar. 

Namun dalam sebulan terakhir, aliran dana investor asing kembali masuk ke pasar modal Indonesia. Investor asing mencatatkan pembelian bersih di seluruh pasar sebesar Rp 2,47 triliun. 

Di tengah penguatan IHSG tersebut, indeks energi menjadi indeks sektoral dengan laju tercepat yakni 15,27% sejak awal tahun.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel