Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah klaim tunjangan pengangguran bagi warga Amerika turun dibandingkan perkiraan pekan lalu. Hal ini meredakan kekhawatiran bahwa pasar tenaga kerja melemah.
Klaim awal tunjangan pengangguran negara turun 17.000 menjadi 233.000 pada pekan yang berakhir 3 Agustus 2024, demikian ungkap Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (8/9/2024), dilansir Reuters.
Penurunan tersebut merupakan yang terbesar dalam 11 bulan atau kurang, menurut jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom yang memperkirakan klaim akan mencapai 240.000 pada minggu lalu.
Data tersebut disambut baik oleh pasar setelah terjadi kenaikan yang sangat kuat dalam klaim pengangguran minggu lalu. Penurunan tersebut mencerminkan penghentian produksi mobil dan dampak Badai Beryl.
Pekan lalu, jumlahnya sedikit meningkat dari 249.000 menjadi 250.000.
Data tersebut juga mendukung bukti bahwa laporan nonfarm payrolls bulan Juli yang dirilis minggu lalu sebagian disebabkan oleh jumlah orang yang tidak dapat bekerja karena cuaca buruk.
Pasar saham AS menguat setelah laporan tersebut, dengan imbal hasil Treasury AS kembali naik di atas 4 persen. Dolar AS juga menguat terhadap banyak mata uang.
“Prospek resesi berikutnya terlihat berbeda,” kata Mark Chandler, kepala analis Bannockburn Global Forex.
Menanggapi data tersebut, investor suku bunga berjangka memangkas ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin bulan depan, dari 70% menjadi 58%.
Klaim pengangguran telah meningkat sejak bulan Juni, dengan beberapa peningkatan didorong oleh volatilitas terkait penutupan sementara pabrik mobil dan pemadaman listrik akibat Badai Beryl di Texas.
Kerusakan menurun tajam di Michigan dan Missouri, dimana banyak pabrik perakitan mobil mengalami peningkatan kerusakan pada minggu lalu. Produsen mobil biasanya tutup pada bulan Juli untuk menyiapkan model baru.
Dalam beberapa minggu terakhir, total klaim telah mendekati kisaran tertinggi tahun ini, namun tingkat PHK secara umum masih tetap rendah. Pekan lalu, data pemerintah menunjukkan tingkat pengangguran turun ke level terendah dalam lebih dari dua tahun pada bulan Juni.
Perlambatan di pasar tenaga kerja disebabkan oleh kurang agresifnya perekrutan pekerja karena kenaikan suku bunga The Fed pada tahun 2022 dan 2023 mengurangi permintaan.
The Fed juga melacak jumlah pengangguran dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja untuk mengukur kesehatan pasar tenaga kerja.
Pertumbuhan angkatan kerja sebagian besar sejalan dengan peningkatan bertahap dalam tunjangan pengangguran dan berada pada tingkat sebelum Covid-19.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel