Bisnis.com, JAKARTA — PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. ( CMRY ) berusaha mempertahankan kinerja labanya secara keseluruhan tahun ini dengan berbagai taktik. Di sisi lain, saham CMRY berkinerja baik seiring menggembirakan sentimen positif terhadap program makanan bergizi gratis.

Sejak semester I/2024, CMRY berhasil meraih kenaikan laba bersih sebesar 29% menjadi Rp 802,39 miliar secara tahunan (year-on-year/year). CMRY melaporkan penjualan bersih Rp 4,41 triliun pada semester I/2024, meningkat 16,89% yoy.

Corporate Secretary Cisarua Mountain Dairy, Dinar Primasari, mengatakan perseroan optimistis masih mampu mencatatkan kinerja laba yang kuat pada kuartal III-2024. “Sejauh ini, kinerja kuartal III-2024 masih sesuai dengan pedoman yang kami tetapkan. untuk tahun 2024,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (30/9/2024).

Menurutnya, ada respon positif pasar terhadap produk baru yang diluncurkan perseroan seperti Yogurt Bites dan Spiced Chunks.

Sementara itu, perseroan telah menyusun banyak strategi untuk mempertahankan kinerja bisnis secara keseluruhan pada tahun ini. “Kami fokus pada pertumbuhan berkelanjutan,” katanya.

Sebelumnya, Direktur Utama CMRY Farrell Grandsuri Sutantio juga menjelaskan CMRY berencana menambah delapan lini bisnis baru melalui entitas usahanya PT Macoprima Panganutama (MP).

Menurutnya, MP tersebut bergerak di bidang pembuatan makanan olahan. Terdapat kegiatan usaha tambahan untuk mempersiapkan MP jika berkembang pada bagian yang saat ini dipegang oleh MP.

“Sejalan dengan visi Cimory untuk tumbuh berkelanjutan menjadi produsen minuman dan makanan terkemuka di Indonesia, serta sejalan dengan misi inovasi perusahaan di bidang nutrisi, perusahaan berharap penambahan kegiatan usaha tersebut dapat meningkatkan kinerja di masa depan,” jelasnya. Pharrell dalam sebuah wahyu beberapa waktu lalu.

CMRY memiliki kinerja yang luar biasa

Berdasarkan data bisnis RTI, harga saham CMRY tahun ini juga relatif kuat. Pada perdagangan akhir pekan lalu, harga saham CMRY menguat 2,68% hingga ditutup pada Rp 5.575 per saham pada Jumat (27/9/2024). ​​​​​​Harga saham CMRY menguat 12,85% dalam satu bulan perdagangan dan menguat 39,03% sepanjang tahun berjalan (year to date/ydd).

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan program makanan bergizi gratis akan berdampak positif terhadap permintaan saham emiten susu seperti CMRY.

Makanan bergizi gratis adalah program utama pemerintahan baru Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto. Kepastiannya ditunjukkan dengan program yang diusung Presiden terpilih Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

Pemerintah resmi merencanakan anggaran program pangan bergizi gratis pada tahun 2025 sebesar Rp71 triliun atau 0,29% dari produk domestik bruto (PDB) sesuai rancangan undang-undang (RUU) terkait APBN 2025.

Pemerintah juga berencana mengimpor 1,3 juta ekor sapi hidup untuk mendukung program pemberian pakan gratis. Dalam pelaksanaannya, 40 perusahaan, termasuk koperasi, menyatakan kesediaannya untuk mengimpor sapi perah untuk mensukseskan program pangan gratis bergizi.

“Program pangan bergizi gratis akan merangsang konsumsi dalam negeri. Menstabilkan perekonomian,” kata Nafan kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo juga mengatakan program makanan bergizi gratis bisa menjadi prospek positif bagi produsen susu. Namun perlu diketahui juga bagaimana sistem koperasi untuk program gizi gratis ini, karena anggarannya terbatas dan nilai bagi emiten mungkin tidak terlalu besar, ujarnya kepada Bisnis.

Selain itu, dalam risetnya, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Abyan H. Yuntoharjo menyoroti kekuatan CMRY dalam pemasaran yang agresif dan inovasi produk baru. “Strategi ini dapat menghasilkan kinerja yang kuat bagi CMRY,” katanya.

Pada tahun 2024, CMRY menargetkan pendapatan sebesar Rp8,97 triliun atau meningkat 15,47% dari realisasi tahun lalu sebesar Rp7,77 triliun. Sedangkan laba bersih dan EBITDA perseroan diperkirakan masing-masing sebesar Rp1,42 triliun dan Rp1,82 triliun.

____________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel