Bisnis.com, JAKARTA — PT Astra Internasional Tbk. (ASII) mencatatkan kinerja yang lemah pada paruh pertama tahun 2024. Ekonomi pasar dinilai menjadi penentu kinerja hasil ASII pada paruh kedua tahun 2024.

Berdasarkan data keuangan, pada semester I/2024 ASII mencatatkan penurunan pendapatan dan pendapatan. Tercatat, pendapatan ASII turun 9,12% yoy menjadi Rp 15,85 triliun pada semester I/2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 17,44 triliun.

Pendapatan ASII pun turun 1,49% menjadi Rp159,96 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp162,39 triliun.

Pada Agustus 2024, baik secara tahunan maupun bulanan (month-on-month/MoM), penjualan Astra juga melambat. Total penjualan kendaraan Astra pada Agustus 2024 mencapai 42.195 unit, turun 16,96% yoy dan turun 3,61% MoM. Penjualan mobil Astra juga mengalami penurunan pada Agustus 2024 menjadi 55% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 59%.

Pimpinan Perusahaan Komunikasi Astra Boy Kelana Soebroto mengatakan pada semester pertama tahun ini, termasuk kuartal III 2024, pertumbuhan kinerja bisnis Astra bergantung pada perkembangan perekonomian Indonesia.

“Ke depan kita berharap perekonomian Indonesia terus membaik sehingga mampu menopang daya beli masyarakat,” kata Boy, Selasa (1/10/2024).

Menurutnya, dalam industri mobil juga banyak faktor yang dapat mempengaruhi penjualan, termasuk suku bunga. Berdasarkan Rapat Dewan Eksekutif (RDG) periode 17-18 September 2024, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 poin menjadi 6%. Ini merupakan penurunan suku bunga pertama sejak Agustus 2022.

Secara umum, suku bunga berpengaruh langsung terhadap keputusan pembelian konsumen. Sedangkan pada pembiayaan jasa keuangan yang merupakan gabungan antara pinjaman bank dan obligasi, pergerakan suku bunga juga mempengaruhi cost of money perusahaan.

Namun seringkali dampak suku bunga terhadap kinerja perusahaan tidak serta merta diinginkan, malah berdampak negatif, kata Boy.

Sebelumnya, Direktur Hubungan Bisnis ASII Tira Ardianti mengatakan, terjadi penurunan penjualan industri otomotif nyata mulai semester I/2024, karena lemahnya daya beli. Menurut dia, di dalam negeri penjualan mobil mengalami penurunan.

“Kami perkirakan penjualan mobil tahun ini bukan 1 juta, tapi 900.000 atau 950.000,” kata Tira di acara Astra 2024 Media Day beberapa waktu lalu.

Namun dengan penurunan suku bunga, Tira berupaya meningkatkan penjualan mobil. “Pengeluaran bulanan sudah mulai meningkat, berharap bisa menjernihkan suasana, karena hal-hal lain seperti pemilu sudah berlalu. Kita berharap kenaikannya terus berlanjut,” kata Tira.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel