Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Jago Tbk. (ARTO) mengevaluasi partisipasi dalam ekosistem PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan Bibit berkontribusi terhadap pertumbuhan perusahaan.

Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan kedua ekosistem ini mendukung kerja perseroan dalam 6 bulan terakhir.

“Ekosistem GoTo dan platform reksa dana online Bibit yang terhubung erat dengan aplikasi Jago berperan besar dalam pertumbuhan bisnis Bank Jago. Hal ini antara lain terlihat dari jumlah nasabah keuangan Jago yang jumlahnya cukup besar. 66% berasal dari mitra ekosistem,” kata CEO Jago Arief Harris Tandjung dalam keterangan resmi, Jumat (26/7/2024). 

Menurutnya, model bisnis yang menggunakan kolaborasi dengan ekosistem digital menjadi kunci pertumbuhan Bank Jago dalam meningkatkan kinerja. Pada Juli 2024, Bank Jago memiliki lebih dari 12,5 juta nasabah bank melalui aplikasi Jago, dan jika termasuk nasabah pulsa, total nasabah Bank Jago mencapai 12,5 juta.

Selain itu, total pembiayaan pihak ketiga (DPK) Bank Jago mencapai Rp14,8 triliun atau tumbuh 47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu sebesar Rp10,1 triliun. Dari total DPK tersebut, lebih dari 61% atau Rp9,1 triliun merupakan jenis rekening giro dan tabungan (CASA), sedangkan sisanya sebesar 39% atau Rp5,7 triliun merupakan jenis berkas nasabah.

Selain itu, lanjut Arief, integrasi atau akselerasi ekosistem dan platform digital, lembaga keuangan, dan lembaga keuangan lainnya semakin dekat sehingga mendorong penyaluran dana Bank Jago. Pada semester I tahun 2024, utang Bank Jago tumbuh 40% setiap tahunnya atau mencapai Rp15,7 triliun dari Rp11,2 triliun pada semester I tahun 2004.

Meski berekspansi, Bank Jago tetap menjaga kualitas penyaluran kreditnya. “Pemberian kredit telah dilakukan secara efisien dan menjadi landasan kreativitas. Hal ini tercermin dari rendahnya tingkat kredit bermasalah sebesar 0,4%,” kata Arief.

Lanjut Arief, perusahaannya memadukan metode digital dengan sumber pendapatan tetap. Cara ini diyakini dapat mempertahankan pertumbuhan yang baik dan kualitas yang baik. “Hal ini semakin memperkuat keyakinan kami bahwa inovasi dan kolaborasi ekosistem digital merupakan model bisnis yang tepat bagi Bank Jago,” ujarnya.

Dengan menjaga pertumbuhan kredit yang baik, Bank Jago berhasil membukukan laba setelah pajak sebesar Rp50 miliar atau tumbuh 23% dari semester I-2023 sebesar Rp41 miliar.

Dengan perkembangan positif tersebut, total aset Bank Jago meningkat 29% menjadi Rp 24,2 triliun dari posisi Rp 18,9 triliun pada semester I tahun lalu. Rasio kecukupan modal (CAR) yang mencapai 50% menunjukkan tingkat permodalan yang kuat untuk mendukung ekspansi usaha di masa depan.

“Sebagai bank berbasis teknologi, Bank Jago tidak pernah berhenti berinovasi dan berkolaborasi dengan ekosistem digital, Arief.

———-

Penafian: Buletin ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Penilaian nilai ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel di Google News dan WA Channel