Bisnis.com, Jakarta — Beberapa bank digital Indonesia melaporkan peningkatan kinerja keuangan pada kuartal I-2024, baik dari sisi penyaluran kredit maupun pendapatan bunga bersih.  

PT Bank Jago Tbk. (ARTO) melaporkan laba bersih kuartal I 2024 sebesar Rp 21,71 miliar, naik 24,01 persen year-on-year dari periode sebelumnya Rp 17,5 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan terkini, Pendapatan Bunga Bersih (NII)  turun 18,4% menjadi Rp344,93 miliar dibandingkan sebelumnya Rp422,73 miliar.

Selain itu, Bank Jaco mencatatkan peningkatan sebesar 32% menjadi Rp14,3 triliun, lebih tinggi Rp10,8 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Alhasil, aset Bank Jaco meningkat 24,86% menjadi Rp22,5 triliun dari tahun lalu Rp18,02 triliun.

Kemudian bank digital Allo Bank (BBHI) milik Chairul Tanjung Group melaporkan laba bersih kuartal I 2024 sebesar Rp 111,48 miliar, naik 23,19% year-on-year dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun lalu. Rp 90,49 miliar.

Tak hanya ARTO dan BBHI, PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) optimistis kinerja perseroan akan semakin meningkat dan membaik pada akhir tahun 2024. 

Meski belum mengumumkan kinerja kuartal I 2024, sinyal positif BBYB kini semakin terlihat di awal tahun setelah membukukan kerugian. 

Berdasarkan laporan keuangan bulanan, hingga Februari 2024, BBYB melaporkan laba bersih sebesar Rp11,06 miliar, sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 2,26% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp10,81 miliar. 

Peningkatan laba ini didorong oleh pendapatan bunga bersih (NII) yang meningkat 18,79% menjadi Rp549,79 miliar dari sebelumnya Rp462,84 miliar. 

Menurut Aditya Vindarvo, Direktur Komersial Neo Commerce Bank, BBYB terus mempertahankan tren peningkatan efisiensi operasional perbankan yang ditandai dengan penurunan beban operasional (BOPO) secara berkala. 

Masa depan saham perbankan digital

Maximilianus Nico Demus, Deputi Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Securitas, menilai prospek jangka menengah dan panjang saham bank digital masih positif seiring dengan kinerja bank digital yang baik. 

Menurutnya, meski saat ini terdapat banyak bank digital, ekosistem yang diperlukan untuk pertumbuhan dan inovasi dalam hal teknologi, layanan, dan integrasi masih belum sepenuhnya dipahami.

“Jika kita fokus pada lingkungan perbankan digital saat ini, tidak sebesar saat pertama kali perbankan digital diperkenalkan,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (5/8/2024).

Menurut Nico, ekosistem perbankan digital harus berkolaborasi dengan ekosistem digital lainnya untuk memberikan multiplier effect kepada penggunanya.

Selain itu, jika dilihat dari kinerja bank digital pada kuartal I tahun 2024, sejauh ini sudah bagus. Menurutnya, kepercayaan masyarakat terhadap bank digital sudah mulai pulih sehingga akan mendorong lebih lanjut pertumbuhan dan perkembangan penetrasi perbankan digital. 

“Apalagi dengan beragamnya fasilitas yang ditawarkan. Namun semua ini akan kembali terjadi, dan tanpa ekosistem yang kuat semuanya tampak sia-sia,” imbuhnya. 

Informasi Senior Investment Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, Selama ini bank non KBMI IV, termasuk bank dengan layanan digital, memiliki potensi yang baik dari sisi peluang kinerja, termasuk peningkatan pertumbuhan kredit. 

Nafan merekomendasikan stacked buy untuk ARTO dan AGRO masing-masing di harga Rp 2.380-2.860 dan Rp 272-IDR 290. Sementara menurut RTI Business, beberapa saham perbankan digital masih bertahan kokoh. Misalnya saja harga saham ARTO yang turun 0,88% menjadi Rp 2.240 pada perdagangan Kamis (08/05/2024).

Sementara itu, emiten BBYB mencatatkan penurunan harga saham sebesar 0,81% menjadi Rp 246 pada perdagangan hari ini. 

Sementara harga saham BBHI turun 2,54% menjadi Rp 960 dalam 24 jam. 

Saham PT Bank Raya Indonesia Tbk pun melemah. (AGRO) sebesar 1,56%. Padahal, secara year to date (ytd) AGRO mencatatkan penurunan sebesar 18,71%. 

Lihat Google Berita dan berita serta artikel lainnya di WA