Bisnis.com, JAKARTA – Pembawa berita BUMN PT Kimia Farma Tbk (KAEF) akan merugi Rp 1,48 triliun pada 2023. Kementerian BUMN pun membeberkan rekayasa keuangan yang dilakukan anak usahanya tersebut.

Berdasarkan laporan keuangan tahun 2023, KAEF tetap mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 9,96 triliun, meningkat 7,93% year-on-year (year-on-year). Biasa yaitu sampai Rp 1,29 triliun.

Namun, di saat yang bersamaan Beban pokok penjualan meningkat 25,83% year-on-year menjadi Rp6,86 triliun, sehingga laba kotor kumulatif menjadi Rp3,1 triliun, atau penurunan year-on-year sebesar 17,91%.

Perseroan juga mencatatkan kenaikan beban usaha sebesar 35,53% year-on-year menjadi Rp 4,66 triliun. Hal ini menyebabkan rugi usaha Kimia Farma menjadi Rp 1,57 triliun pada tahun 2023, meningkat 415,91% dibandingkan periode sebelumnya.

Setelah mengumpulkan pendapatan dan beban lain-lain, KAEF melaporkan kerugian tahunan yang diatribusikan kepada induk usaha sebesar Rp1,48 triliun, meningkat dari kerugian tahun lalu sebesar Rp190,47 miliar.

Agen Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulinga mengatakan, pihaknya telah mengungkap rekayasa keuangan yang dilakukan perusahaan afiliasi Kimia Farma.

Cabang tersebut diduga adalah PT Kimia Farma Apotek yang didirikan pada 4 Januari 2003. Menurut situs resminya, Apotek Kimia Farma memiliki lebih dari 1.300 cabang di 200 kota dan kabupaten di Indonesia.

“Kalau ini [Kimia Farma] yang dirancang Mungkin akan digelembungkan, misalnya dengan distribusi dan sebagainya. Sepertinya penjualan semuanya baik, meski sebenarnya tidak. “Anakmu ada di KAEF,” kata Arya kepada awak media. Dikutip Kamis (6/6/2024).

 

Selain itu, Aree mengatakan Kimia Farma juga memiliki permasalahan kinerja. Karena perusahaan membangun terlalu banyak pabrik tetapi tidak memenuhi kebutuhan perusahaan, KAEF saat ini memiliki 10 pabrik dan hanya akan mengoperasikan lima pabrik.

Arya Sinulingga mengatakan Kementerian BUMN akan segera mengusut seluruh permasalahan di Kimia Farma sebagai langkah bersih-bersih perusahaan pelat merah tersebut.

Pada akhir tahun lalu, KAEF melaporkan total aset sebesar Rp 17,58 triliun, turun 11,17% dibandingkan tahun lalu. Liabilitas perseroan juga turun 5,10% year-on-year menjadi Rp11,19 triliun, sedangkan aset bersih tercatat Rp6,39 triliun atau 20,12% year-on-year.

Di sisi lain, arus kas setara pada tahun 2023 sebesar Rp 832,67 miliar atau turun 62% secara year-on-year. dari posisi sebelumnya Rp 2,19 triliun

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.