Bisnis.com, Jakarta – Harga emas menguat di awal pekan setelah mengalami penurunan mingguan terparah sejak tahun 2021.
Kenaikan harga emas dipicu oleh melemahnya dolar AS dan sentimen pelaku pasar yang mempertimbangkan kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve atau kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve mengingat kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih pada tahun depan.
Pada hari Senin (18 Nov 2024), harga emas naik 1% menjadi $2,597.34 per ounce, setelah turun lebih dari 4% minggu lalu, menurut Bloomberg. Sementara itu, Indeks Bloomberg Dollar Spot turun 0,1%.
Kemenangan Trump telah meredupkan prospek penurunan suku bunga tahun depan karena kebijakan deflasinya, namun sekitar setengah pedagang swap memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga bulan depan menjelang pelantikannya.
Sebaliknya, jika biaya pinjaman diturunkan, emas akan diuntungkan karena tidak membayar bunga.
Dorongan tambahan datang dari Goldman Sachs Group Inc., yang menegaskan kembali perkiraan harga akan naik menjadi $3.000 per ounce tahun depan, dan para analis menyarankan investor untuk memilih emas.
Ketika Federal Reserve memangkas suku bunga, bank sentral terus menambahkan logam mulia dan bertaruh pada kenaikan emas batangan di antara komoditas utama untuk tahun 2025 jika Trump menjadi presiden.
Harga emas turun hampir 7% dari rekor bulan lalu, dan kerugian semakin cepat sejak terpilihnya Trump, sehingga mengirim dolar ke level tertinggi dalam dua tahun. Dalam situasi ini, prospek bullish dana lindung nilai turun ke level terendah dalam lebih dari tiga bulan, menurut data dari Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi.
“Fundamental emas tidak pernah hilang,” kata Charu Chanana, ahli strategi di Saxo Capital Markets Pte., seraya mencatat bahwa kenaikan dolar baru-baru ini terhenti.
Perkembangan geopolitik juga dapat meningkatkan permintaan akan surga, katanya, dengan Korea Utara mempertimbangkan untuk mengerahkan 100.000 tentara untuk mendukung perang Rusia di Ukraina.
Beberapa pejabat Federal Reserve dijadwalkan untuk menyampaikan pidatonya minggu ini, dan beberapa di antaranya mengisyaratkan keterbukaan terhadap pelonggaran lebih lanjut.
Pada hari Jumat, Austin Goolsbee dari Fed Chicago mengatakan suku bunga dapat diturunkan “secara signifikan” dalam waktu 12 hingga 18 bulan selama inflasi terus turun menuju target bank sebesar 2%.
Sementara itu, Presiden Federal Reserve Boston Susan Collins mengatakan penurunan suku bunga pada bulan Desember masih mungkin terjadi.
Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.