Bisnis.com, JAKARTA – Pemimpin PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengkritik utang pemerintah yang kian bertambah pasca badai pemutusan hubungan kerja (PHK) belakangan ini.

Megawati menderita karena pemerintah tampaknya terus menimbun utang. Ia khawatir utang ini akan membebani negara di masa depan.

“Kami akan mempunyai hutang yang kecil, tapi bagaimana kami akan membayarnya?” kata Megawati saat berpidato di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2024).

Presiden ke-5 RI ini mengaku telah melunasi utang pemerintahnya kepada Dana Moneter Internasional (IMF). Tak hanya itu, ia dengan bangga mengeluarkan Perintah Presiden Nomor 1. 8/2002 debitur wajib membayar bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

Menurut dia, berbagai langkah tersebut dilakukan agar negara tidak bangkrut. Megawati juga melihat tanda-tanda pelemahan ekonomi di tengah badai PHK yang terjadi baru-baru ini.

– Mulai sekarang kalau tidak salah Kompas sudah mulai menulis tentang PHK, mau diberi makan apa sekarang? dia menjelaskan.

Megawati mengaku prihatin dengan pembangunan ekonomi, sehingga ia terus mendorong kedaulatan pangan. Salah satunya adalah menggalakkan pengembangan makanan tambahan beras.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah mencapai Rp8.338,43 triliun pada April 2024 atau setara dengan 38,64% produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Sementara itu, belakangan ini terjadi gelombang PHK di industri tekstil. BPJS Ketenagakerjaan misalnya, menunjukkan 46.001 peserta industri garmen dan tekstil tidak lagi berpartisipasi karena PHK massal.

Kepala BPJS Ketenagakerjaan Angoro Eko Kahyo dalam rapat dengar pendapat dengan Komite IX DPR, Selasa (2/7/2024), mengatakan peserta aktif di beberapa sektor seperti industri garmen dan tekstil mengalami penurunan. Dari Januari 2023 hingga Mei 2024.

Dalam pemaparan Anggoro, peserta aktif di industri garmen mengalami penurunan sebesar 4,27% dari Januari 2023 hingga Mei 2024 atau sebanyak 24.996 peserta pada periode tersebut.

Dengan penurunan tersebut, maka peserta aktif sektor ini pada Januari 2023 berjumlah 559.869 peserta hingga Mei 2024 dibandingkan 584.865 peserta pada Januari 2024.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA