Bisnis.com, Jakarta – Keloid menimbulkan rasa tidak nyaman dan menurunkan rasa percaya diri. Pasalnya, keloid berukuran menonjol dan terlihat seperti gumpalan daging. Keloid biasanya muncul pada bekas luka atau operasi.
Bagi sebagian orang, keloid menyebabkan rasa gatal, nyeri, dan tidak nyaman. Sebelum keloid berkembang, gejala awal keloid mungkin sudah terlihat, seperti benjolan pada kulit, warna kemerahan atau coklat, dan tekstur kenyal atau keras. Menurut American Academy of Dermatology, peneliti telah menemukan beberapa penyebab umum keloid pada kulit, antara lain: 1. Piercing.
Tindakan menusuk merusak jaringan kulit sehingga menyebabkan keloid. Kondisi ini biasanya terjadi pada telinga dan bagian tubuh lain yang ditindik. Apalagi, jika prosedur penindikan tidak dilakukan dengan peralatan steril, maka risiko terjadinya infeksi akan tinggi. Bekas luka keloid akibat tindik mengurangi rasa percaya diri saat berinteraksi di lingkungan sosial 2. Bekas jerawat
Jerawat hanya menyebabkan keloid pada sebagian orang. Kondisi ini terjadi ketika jerawat terlalu lama tidak diobati sehingga menyebabkan terbentuknya jaringan baru yang menjadi bekas luka keloid. Faktor lainnya adalah seringnya timbul jerawat di tangan sehingga meningkatkan risiko terjadinya keloid. 3. Buatlah tato
Tato menggunakan jarum berukuran kecil hingga besar untuk memasukkan tinta ke dalam jaringan kulit. Proses pembuatan tato menyebabkan trauma pada jaringan kulit sehingga berujung pada terbentuknya keloid. Dalam beberapa kasus, tato dapat menyebabkan kulit melepuh dan tampak berisi cairan tinta, suatu kondisi yang meningkatkan risiko keloid dan infeksi kulit. 4. Bekas luka atau operasi
Keloid seringkali muncul pada area tubuh yang terluka atau setelah operasi. Kemunculan keloid pasca trauma biasanya disertai dengan benjolan berbentuk bulat atau lonjong yang disertai rasa gatal. Seiring berjalannya waktu, keloid akan tumbuh dan biasanya berukuran sebesar jari orang dewasa.
Untuk menghilangkan keloid, diperlukan beberapa prosedur tergantung penyebab, ukuran, dan lokasi tumbuhnya keloid. Diperlukan analisa oleh dokter untuk menghindari kesalahan dalam tindakan.
Namun, seperti dicatat WebMD, ada banyak cara untuk menghilangkan keloid, mulai dari perawatan non-bedah hingga perawatan bedah. 1. Menggunakan gel dan lembaran silikon topikal
Penggunaan gel dan lembaran silikon topikal dapat membantu mencegah dan menghentikan pertumbuhan keloid. Kandungan dalam gel mengikat jaringan pada keloid dan mendorong tubuh mengurangi produksi kolagen di area tersebut.
Namun penggunaan produk tersebut harus berdasarkan anjuran dokter dan harus digunakan minimal 12 jam sehari. Gel ini juga direkomendasikan untuk keloid yang berukuran relatif kecil. 2. Perawatan laser
Terapi laser pulsed-dye dapat meredakan rasa gatal dan membantu mengecilkan ukuran keloid. Perawatan ini biasanya dilakukan beberapa kali dalam seminggu dan dikombinasikan dengan suntikan kortison, namun perawatan ini dapat menyebabkan kulit menjadi gelap, melepuh, penebalan kulit dan perubahan warna pada kulit. 3. Krioterapi
Berbeda dengan laser yang memancarkan cahaya panas, cryotherapy merupakan cara menghilangkan keloid berukuran kecil dengan nitrogen cair. Hal ini menyebabkan jaringan pada keloid membeku akibat efek pembekuan nitrogen. Efek samping pengobatan ini antara lain nyeri, perubahan warna kulit, dan gatal-gatal. 4. Terapi radiasi
Terapi radiasi, juga disebut terapi sinar eksternal superfisial, menggunakan sinar-X untuk menargetkan keloid. Nantinya, sel kulit pada keloid mati dan produksi kolagen terhenti. Perawatan ini menimbulkan rasa sakit dan nyeri 5. Pembedahan
Operasi ini merupakan langkah terakhir jika keloid sudah berukuran besar dan sulit dijangkau. Melalui operasi ini, keloid diangkat dan jaringan penyebab keloid dibunuh. Oleh karena itu, kemungkinan tumbuhnya keloid sangat kecil. (Muhammad Sultan Jyeshtha Kandiyas)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel