Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengakui kesenjangan digital masih menjadi tantangan dalam penerapan transformasi digital. 

Kegagalan melakukan perubahan dapat mempersulit peningkatan produktivitas Indonesia dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. 

Selain itu, kegagalan dalam transformasi digital dapat membatasi peluang penciptaan lapangan kerja baru.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan Indonesia masih memiliki tiga kesenjangan digital, antara lain ketimpangan akses internet, kualitas infrastruktur, dan keterampilan digital. 

Menurut Nezar, ketiga permasalahan tersebut dinilai perlu menjadi perhatian bersama.

“Terutama kesenjangan yang terjadi antara kelompok usia pedesaan dan perkotaan, kelompok usia tua dan muda, serta kelompok gender laki-laki dan perempuan,” kata Nezar saat membuka Indonesia Internet Expo and Summit (IIXS) ke-6 di Jakarta International. Expo (JIEexpo) Kemayoran, Jakarta, Senin (8 Desember 2024).

Kesenjangan digital suatu negara disebabkan oleh banyak faktor, seperti belum meratanya infrastruktur telekomunikasi, besarnya biaya pengembangan infrastruktur telekomunikasi di daerah terpencil yang memerlukan investasi besar, dan lain sebagainya.

Pada saat yang sama, dari sisi kemanusiaan, rendahnya keterampilan digital mengurangi kegunaan infrastruktur digital yang tersedia. Infrastruktur dan keterampilan digital harus berjalan beriringan. 

Lebih lanjut, Nezar menyampaikan bahwa tahun 2034 akan menjadi tahun yang sangat penting dimana tidak ada jalan kembali (point of no return) untuk mencapai pendapatan tinggi (high income) pada tahun 2038.

“Saat ini Indonesia berada pada titik penting dimana teknologi dimanfaatkan untuk mendongkrak pertumbuhan perekonomian nasional,” ujarnya.

Pada tahun 2038, lanjut Nezar, PDB per kapita Indonesia diproyeksikan mencapai $15.700. Jumlah ini tiga kali lebih tinggi dibandingkan PDB per kapita pada tahun 2023 yang hanya $4.700.

Nezar mengatakan hal ini dapat dilakukan dengan asumsi bahwa kesenjangan perlu dijembatani melalui teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas. Selain itu, perubahan digital tidak bisa dihindari di dunia dan di masa depan.

“Saya menantang seluruh ekosistem digital untuk menyukseskan transformasi digital, transformasi digital ini tidak ada kata mundur,” tutupnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA