Bisnis.com, JAKARTA – Keponakan Presiden terpilih Prabowo Subianto sekaligus Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono menilai kecerdasan buatan (AI) menjadi salah satu tantangan terbesar bagi Indonesia dan banyak negara lain untuk menjadi negara maju.

Thomas menjelaskan, pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, cukup baik di tengah ketidakpastian global dalam beberapa tahun terakhir. Dia mencontohkan, pertumbuhan ekonomi ASEAN diperkirakan mencapai 4,6% pada tahun depan, berdasarkan laporan Asian Development Bank (ADB) Juli 2024.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata perkiraan pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,6% hingga tahun 2026 menurut laporan Bank Dunia pada Juni 2024. Oleh karena itu, ia menilai negara-negara Asia patut berbangga.

Namun, Thomas mengingatkan, hanya Singapura dan Brunei Darussalam yang tergolong negara maju atau berpendapatan tinggi di Asean. Ia juga mendesak negara-negara Asia untuk terus bekerja sama menghindari jebakan pendapatan menengah.

Thomas berpendapat ada sejumlah tantangan terbesar bagi negara berkembang untuk menjadi negara maju, seperti perubahan iklim dan potensi munculnya pandemi baru. Tidak lupa, ia menyoroti tantangan kontemporer dalam digitalisasi dan kecerdasan buatan.

“Digitalisasi dan kecerdasan buatan dapat mengganggu pekerjaan konvensional. Semua permasalahan ini harus menjadi prioritas utama bagi seluruh negara Asia secepatnya,” ujarnya pada Seminar Internasional dan Seminar Akademik Pertumbuhan di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat. , Selasa (24/8).

Di Asean, lanjutnya, sejumlah permasalahan juga harus diatasi, seperti populasi yang menua, rendahnya produktivitas, lemahnya daya saing, kesenjangan, lemahnya kapasitas kelembagaan dan tata kelola, serta buruknya kualitas sumber daya manusia.

Melihat kenyataan tersebut, sangat penting bagi negara-negara berpendapatan menengah di Asia untuk menyusun strategi yang baik, jelas dan konkrit agar terhindar dari jebakan negara-negara berpendapatan menengah dan dapat bertransisi dengan lancar ke negara-negara berpendapatan tinggi, ujarnya.

Elit Partai Gerindra juga menegaskan, pemerintahan Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8% di masa depan. Dengan begitu, lanjutnya, Indonesia bisa menjadi negara berpendapatan tinggi sesuai visi Indonesia Emas 2045.

Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu sektor yang akan dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintahan Trump ke depan adalah ekonomi hijau dan ekonomi digital.

“Mencapai pertumbuhan ambisius sebesar 8% bukanlah mimpi, melainkan sebuah keharusan. Untuk mencapai hal tersebut, kita perlu memanfaatkan pendorong pertumbuhan baru, seperti ekonomi digital dan ekonomi hijau,” jelas Thomas.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel