Bisnis.com, JAKARTA – Kratom atau Mitragyna speciosa Korth merupakan salah satu jenis tanaman tropis asli Asia Tenggara. Belakangan, kratom menuai kontroversi karena diduga memiliki efek mirip obat.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), seseorang yang memiliki kebiasaan mengonsumsi kratom dapat mengalami kecanduan serupa dengan mengonsumsi narkotika. Hal ini juga sejalan dengan pernyataan US Drug Enforcement Agency (DEA), daun kratom dapat menyebabkan ketergantungan psikologis dan fisiologis.   

Dilaporkan dari Pharmeasy dan Hackensack Meridian Health, kratom biasanya ditanam di Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Meski memiliki efek adiktif, tanaman ini mengandung lebih dari 40 senyawa aktif. Oleh karena itu, sering digunakan sebagai obat alami untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan. Diantaranya, pereda nyeri, perbaikan mood, dan pengurangan peradangan. Fakta Tanaman Kratom 1. Mengandung senyawa alkaloid 

Tanaman kratom mengandung senyawa aktif alkaloid yang bermanfaat mengurangi risiko berbagai penyakit. Diantaranya, kanker, malaria, hipertensi, diabetes, dan mampu melawan infeksi mikroba. Namun, Anda harus tetap mengonsumsinya sesuai anjuran dokter untuk menghindari kecanduan di kemudian hari.

Berikut ini adalah jenis-jenis senyawa alkaloid

• Sakit

• Mitrafilin

• Mitraginin

• Corynanthe Idine

• 7 – hidroksimitraginin

• Spesiosiliatin

• Specioginin 2. Meningkatkan mood

Kratom memiliki efek meningkatkan mood. Biasanya masyarakat memanfaatkan tanaman ini sebagai obat tradisional untuk mengatasi kecanduan opioid. Kratom bekerja dengan cara meringankan gejala penarikan morfin dan etanol dalam tubuh. 

Selain itu, kratom yang mengandung specociciliatin dapat menurunkan kadar kortikosteroid yang menyebabkan orang mengalami depresi akut. Senyawa ini bekerja dengan meningkatkan hormon endorfin sehingga membantu menstabilkan suasana hati.  3. Meredakan rasa sakit

Daun kratom dikenal kemampuannya dalam mengurangi rasa sakit melalui kandungan alkaloid 7-hydroxymitragynine dan mitragynine. Senyawa ini bekerja dengan cara melepaskan hormon asetilkolin yang berperan penting dalam mengurangi nyeri akibat kontraksi otot. Selain itu juga merupakan pengobatan herbal alternatif untuk penyakit neuropatik.

4. Meningkatkan nafsu makan

Daun kratom sering digunakan untuk menambah nafsu makan. Sebab terdapat efek rangsangan yang meningkatkan keinginan seseorang dalam mengkonsumsi makanan. Terakhir, banyak masyarakat di Indonesia yang memanfaatkan tanaman ini untuk mengatasi gangguan makan akibat kondisi medis tertentu.

Namun penggunaan tanaman kratom tetap harus dibatasi karena dapat menyebabkan gangguan pernafasan, kerusakan hati, dan kecanduan jangka panjang. 5. Meningkatkan tenaga dan stamina

Di negara-negara Asia Tenggara, kratom dikonsumsi untuk meningkatkan energi dan stamina karena mengandung alkaloid. Senyawa ini bekerja dengan cara meningkatkan sistem imun dan kewaspadaan tubuh. Hasilnya, pengguna bisa merasa lebih energik dalam melakukan aktivitas sehari-hari. 6. Menurunkan kadar gula darah

Kratom mengandung senyawa epikatekin yang mungkin berguna dalam menstabilkan atau mengendalikan kadar gula darah. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI, daun kratom dapat digunakan sebagai obat herbal bagi penderita diabetes. 

Selain itu tanaman kratom juga dapat mencegah stroke, asam urat, hipertensi dan meningkatkan sistem imun tubuh.

  7. Memberikan efek memabukkan

Daun kratom mengandung zat aktif bernama mitragin yang dapat mempengaruhi fungsi sistem saraf dan otak. Oleh karena itu, mengonsumsi dalam dosis tinggi dapat menimbulkan efek psikoaktif dan adiktif. Biasanya gejala yang dialami antara lain perasaan euforia, nyeri, dan relaksasi.  8. Resiko dan efek samping

Daun kratom mempunyai banyak manfaat baik bagi kesehatan tubuh. Namun konsumsi berlebihan dapat menimbulkan risiko dan efek samping yang berdampak buruk bagi tubuh. Termasuk berikut ini.

• Insomnia

• Pusing

• Serangan

• Tidak nafsu makan

• Penurunan berat badan secara drastis

• Serangan

• Gangguan hati

(Noor Afifah Azahra Auliya)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel